Malang merupakan daerah subur karena dikelilingi pegunungan dan perbukitan seperti Kawi, Panderman, Banyak, Welirang, Arjuna, Bromo, Tengger, Semeru, dan Buring. Di antara pegunungan, perbukitan, dan lembah ini banyak air terjun dan sungai yang mengalir menyuburkan daratan di lembah Malang.
Tetapi ada juga wilayah perbukitan yang hanya mengandalkan pengairan tadah hujan sehingga sistem penanaman tak sebagus daerah lembah sebab air sungai tidak bisa menjangkau lereng dan puncak bukit tanpa adanya bendungan.
Keadaan alam perbukitan seperti ini menyebabkan petani hanya mengandalkan komoditas pertanian yang tahan kurang air seperti singkong, jae emprit, pepaya, jeruk nipis dan lemon, serta tebu. Atau tanaman keras seperti waru gunung, sengon liar, aren, kelapa, dan nangka. Tetapi hasilnya jauh dari memuaskan. Sehingga banyak lahan ditumbuhi semak perdu yang tidak menghasilkan kecuali untuk kayu bakar atau biasa disebut lahan tidur.
Berkat bimbingan pemerintah lewat dinas pertanian pada kelompok tani secara bertahap dan terus menerus selama puluhan tahun pada akhirnya bisa mengubah gaya bercocok tanam sesuai dengan kondisi alam dan pada akhirnya menjadi lahan yang produktif.
Luasnya lahan tidur kurang produktif di perbukitan kini telah menghijau subur dengan dominasi tanaman tebu dan rumput pakan ternak.
Ini tampak di hampir di seluruh desa wilayah Kecamatan Jabung dan Poncokusumo yang ada di sebelah barat lereng Gunung Bromo di timur kota Malang.
Juga ada di wilayah Kecamatan Wagir dan Dau yang ada di timur Gunung Kawi hingga daerah Kecamatan Junrejo dan Pesanggrahan daerah perbukitan Panderman yang ada lereng utara Gunung Kawi.