Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semangat Anak Desa Melestarikan Seni Budaya Tradisional

27 Maret 2022   20:50 Diperbarui: 28 Maret 2022   21:15 2394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan anak dan remaja perdesaan yang masih terikat dengan budaya lokal merupakan kekayaan budaya nasional. Bahwa ada sebagian yang mulai mengenal dunia maya tak bisa dipungkiri tetapi budaya tradisional tidak pernah lepas sama sekali.

Minggu pagi tadi, di salah satu sudut Dusun Bendo Lawang, Desa Ngadirejo Kecamatan Jabung Malang yang ada di barat daya lereng Gunung Bromo tampak sekelompok anak laki-laki sedang bermain caplokan dan jaranan atau kuda kepang.

Kuda kepang atau jaran kepang memang seni budaya rakyat yang menyebar hampir di seluruh tanah Jawa bahkan sudah menyebar hingga luar Jawa yang dibawa oleh para pengembara.

Bedanya, untuk wilayah Malang Raya yang meliputi Malang kota dan kabupaten serta Batu, seni jaranan ada bagian seni yang disebut caplokan. 

Pemain caplokan sedang menghirup bau kemenyan. Dokumen pribadi.
Pemain caplokan sedang menghirup bau kemenyan. Dokumen pribadi.

Lari mengejar pengganggu. Dokumen pribadi.
Lari mengejar pengganggu. Dokumen pribadi.

Kelelahan setelah kalap. Dokumen pribadi.
Kelelahan setelah kalap. Dokumen pribadi.

Caplokan semacam patung kayu berupa kepala naga yang meringis dengan kepala melotot.

Caplokan kepala naga ini dipegang oleh seorang pemain yang menari serta menghentak-hentakkan untuk membuka mulut naga dengan tangannya sehingga mengeluarkan bunyi plak... plak... plak... plak...plak... plak...

Bukaan mulut naga ini mengisahkan akan menelan siapa pun yang berbuat jahat. Maka dari itu ketika ada penonton yang bersiul dianggap sebagai 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun