Mobil baru saja diparkir dengan bantuan arahan seorang penjual balon, seorang wanita muda mendatangi kami.
"Foto langsung jadi Pak.... Cuma sepuluh ribu..." Katanya menawarkan sambil menunjukkan beberapa foto hasil bidikannya.
Saya hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tanda menolak. Wanita berkulit agak legam berwajah manis tetap menawarkan. Sebuah DSLR berumur sekitar dua belas tahun yang ditentengnya tampak mulai kusam.
"Sehari dapat berapa jepretan?" tanyaku mengagetkannya.
"Kalau hari biasa paling banyak sepuluh jepretan. Waktu liburan bisa dua puluh lima jepretan," jawabnya sambil malu-malu.
Dunia fotografi digital memang sudah menguasai para fotografer jalanan sejak enam belas tahun terakhir. Jika dulu masih menjadi andalan fotografer amatir untuk event-event seperti pernikahan dan pesta sekolah, kini merambah ke tingkat masyarakat umum.
Kehadiran ponsel pintar, memang banyak memukul para fotografer amatir, terutama yang mencari nafkah di tempat wisata. Tetapi di beberapa tempat wisata masih cukup berjalan, di antaranya di Kebun Binatang Surabaya.
Jumlahnya pun cukup banyak, ada sekitar dua puluh orang yang beroperasi di sekitar tempat parkir sebelah utara Kebun Binatang Surabaya.
"Berapa keuntungan yang diperoleh?" kembali saya bertanya.
Dengan didampingi beberapa teman sesama fotografer serta penjual mainan anak-anak, ia menjawab, "Sekali jepret atau file kami dapat empat ribu rupiah. Enam ribu untuk pemilik studio dan kamera."
Kebun Binatang Surabaya selama setahun ini memang telah dibuka untuk umum walau dengan pembatasan jumlah pengunjung. Pada hari biasa dibatasi seribu lima ratus pengunjung, sedang pada hari libur sebanyak tiga ribu orang.
Pembukaan untuk umum, cukup menggembirakan bagi para fotografer dan penjual cemilan, makanan, dan minuman yang selama setahun sebelumnya terpaksa menganggur karena pandemi Covid-19.
Geliat ekonomi kini semakin dirasakan kembali oleh para pelaku sektor informal di sekitar Kebon Binatang Surabaya sejak melandainya kasus Covid-19. Semoga terus demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H