Buku sebagai salah harta yang selalu kukejar walau bukan tulisan atau karya saya memang banyak mempengaruhi pandangan hidup saya. Terutama buku bertema sosial, humaniora, filsafat, dan sejarah.
Untuk memenuhi hal ini, paling tidak mengunjungi toko buku dua kali sebulan. Jika ada yang cocok setelah melihat judul dan daftar isi barulah memutuskan untuk membelinya. Tak peduli harga dan penulisnya.
Alasan inilah yang membuat saya enggan membeli buku secara online sekalipun tema dan harga menarik. Sebab judul belum tentu menggambarkan isi sebenarnya. Sebagai contoh saja ada buku sejarah berjudul Singasari ternyata isinya hanya tentang kutukan Empu Purwa dan akibatnya setelah Ken Dedes, putrinya diculik Tunggul Ametung dan dinikahi secara paksa.
Jadi bukan sejarah Singasari secara lengkap. Saya hanya menganggap buku ini sebagai novel berlatar belakang sejarah.
Jangan melihat buku hanya dari sampulnya. Jangan pula hanya melihat buku dari judul dan penulisnya tetapi lihat juga daftar isinya.
Membeli buku secara online kita hanya bisa membaca ulasan singkat tentang buku tersebut.
Membeli buku secara langsung di toko buku kita bisa membuka buku yang dipajang dan melihat daftar isi.
Selain itu kita bisa mencuci mata dengan jalan-jalan. Kalau toh tidak jadi membeli buku setidaknya bisa membeli apa yang dijual di toko buku. Bukankah toko buku masa kini juga menjual alat tulis, perlengkapan olahraga, bahkan alat musik, serta alat kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H