Barisan huruf jatuh menggelinding dari sebuah kalimat yang belum berakhir.
Sang penulis pun bingung apa yang harus ditulis selanjutnya.
Namun kepalanya makin penuh tanda tanya.
Ingin ia mengakhiri tulisannya dengan penuh makna tetapi koma membuatnya terdiam.
Pena tetap di tangannya yang gemetar sementara tinta mulai mengering seperti airmata di sudut matanya sebelum tetesannya menghapus sepenggal kisah di secarik kertas.
Ia pun tersenyum ketika ditemukan lagi dalam benaknya sebuah kata.
Hanya sebuah kata tapi penuh cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!