Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Kata yang Hilang

20 November 2021   21:59 Diperbarui: 20 November 2021   22:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barisan huruf jatuh menggelinding dari sebuah kalimat yang belum berakhir.
Sang penulis pun bingung apa yang harus ditulis selanjutnya.
Namun kepalanya makin penuh tanda tanya.
Ingin ia mengakhiri tulisannya dengan penuh makna tetapi koma membuatnya terdiam.
Pena tetap di tangannya yang gemetar sementara tinta mulai mengering seperti airmata di sudut matanya sebelum tetesannya menghapus sepenggal kisah di secarik kertas.
Ia pun tersenyum ketika ditemukan lagi dalam benaknya sebuah kata.
Hanya sebuah kata tapi penuh cerita.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun