Seorang pejabat muda suatu daerah yang sedang asyik menonton pagelaran wayang kulit, bertanya pada seorang pemerhati budaya.
Pejabat muda   : Bapak yakin kisah-kisah dalam wayang kulit ini suatu kenyataan?
Budayawan     : Setidaknya menggambarkan kehidupan manusia seperti itu...
Pejabat muda   : Misalnya siapa?
Budayawan     : Rama yang kehilangan istrinya, Dewi Shinta. Tak mau mencari sendiri justru mengandalkan Anoman dan wadyabalanya. Tapi setelah Shinta diselamatkan justru meragukan kesucian Dewi Shinta. Bukankah itu tanda egoisnya pria.
Pejabat muda   : Tentang kesaktian para tokohnya apa memang seperti itu?
Budayawan     : Hlaaa... tadi Sengkuni dibanting-banting sampai dedel duwel lalu mati jiwanya  masuk pada banyak tokoh yang ingin berkuasa.
Pejabat muda   : Artinya Sengkuni tidak sakti mandraguna...
Budayawan     : Karena Sengkuni hanya mengejar duniawi. Tidak masalah karena memang kita hidup di dunia. Tapi caranya yang salah. Tujuan tidak membenarkan cara.
Pejabat muda   : Gatotkaca yang sakti mandraguna otot kawat balung wesi (tulang besi) pada akhirnya juga mati.