Buk Mariyah adalah seorang pedagang daging sapi tradisional di Pasar Kebalen Malang. Sekali pun disebut pedagang daging sapi sebenarnya yang dijual lebih banyak daging tetelan atau daging yang masih menempel di tulang kaki sapi dan tulang sumsum yang banyak digunakan untuk sop, soto, rawon, dan bakso pedagang kaki lima.Â
Setiap hari rerata bisa menjual sekitar 7-10 kg. Karena ketekunan dan gaya hidupnya yang hemat dalam berjualan selama lebih dari 20 tahun, Buk Mariyah bisa menabung dalam bentuk perhiasan emas berupa gelang dan kalung rantai yang dipakai setiap hari. Harap maklum, orang jadul memang lebih suka menabung dalam bentuk perhiasan emas daripada menabung di bank.
Rupanya gelang dan kalung emas yang dipakai Buk Mariyah ini menarik perhatian seseorang untuk dimiliki secara tidak benar alias mau dijambret.
Seperti biasa, jam 4.30 Buk Mariyah sudah berada di pasar dengan diantar becak langganannya. Ketika baru saja turun dari becak  tiba-tiba saja sebuah sepeda motor yang terkenal sebagai sepeda motor penjambret karena kecepatannya, berhenti di sebelahnya dan pemboncengnya langsung menarik kalung emas yang dipakai Buk Mariyah. Tentu saja ia jatuh terjengkang. Si tukang becak yang kaget berusaha menolong dengan melepas kemudi becak. Sungguh tak disangka becaknya kehilangan keseimbangan dan roboh menimpa Buk Mariyah.Â
Semua orang di sekitarnya hanya terbengong-bengong terpaku saja hingga si penjambret pergi tanpa ada yang mengejar. Gegerlah Pasar Kebalen dan segera tersebar kabar Buk Mariyah kehilangan 100 gram kalung rantai emas.
Akibat peristiwa itu Buk Mariyah tidak bisa berjualan selama sehari untuk pijat urut karena kakinya keseleo. Selang sehari kemudian ia berjualan daging tetelan lagi. Tak tampak kesedihan di raut mukanya. Mungkin karena ia telah mengikhlaskan hilangnya 100 gram kalung dan simpanannya masih banyak. Atau karena banyak pembelinya hari itu semakin banyak sambil bertanya tentang kejadian yang baru dialaminya.
Dua minggu telah berlalu. Kejadian itu mulai terlupakan.
Suatu siang ketika pasar mulai sepi, sekitar sebulan sesudah peristiwa itu ada seorang pria bertopi laken datang untuk membeli beberapa potong tulang sumsum untuk bahan kuah bakso.Â
Hal yang tidak disangka ketika Buk Mariyah memberikan dagangannya, pria itu menjejalkan sesuatu ke mulut Buk Mariyah sambil mendorong sehingga Buk Mariyah kembali terjengkang tanpa bisa berteriak.Â
"Telan saja kalung emas palsumu itu!" Kata pria itu lalu pergi sambil membawa tulang sumsum yang belum dibayarnya. Di depan pasar yang sepi, seorang pengendara sepeda motor telah menunggu pria itu dan membawanya melarikan diri.
Pasar Kebalen kembali geger. Ternyata kalung Buk Mariyah yang dijambret dan dikembalikan penjambret ya hanyalah kalung emas sepuhan.