Tumben engkau datang lagi sambil tersenyum dari bibir merah jambu walau tanpa lipen.
Kembali aku terperangah. Entah sekedar terpesona atau mulai jatuh cinta.
Tumben dadaku bergetar kala kau tersenyum dengan sedikit kerling matamu bagai rusa takut melihat tepi padang mungkin ada harimau .
Dadaku bergemuruh seperti kawah Bromo hendak meletus menumpahkan lahar berpijar panas membakar savana.
Ingin kuajak dirimu menyusuri jalan kehidupan ini namun tampaknya kau ragu.
Kutahu itu, sebab ada lelaki di belakangmu.
Ah, senyum merah jambu membuatku terpaku diam menanti jawabmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H