Bila kita menyusuri persawahan atau jelajah desa di pelosok, sering kita menemukan pasangan bapak-ibu petani sedang menggarap sawah dan kebunnya bersama-sama. Baik pasangan suami istri kala menanam dan merawat tanaman mereka atau bersama keluarga yakni bapak, ibu, dan anak-anaknya. Rasa kemesraan begitu tampak dalam kehidupan mereka yang damai di antara bentangan sawah dan hijaunya ladang yang subur. Sebuah pertanyaan muncul dalam hati, mungkinkah ini bisa ada dalam kehidupan di kota?
Banyak cara yang dilakukan setiap keluarga untuk menjaga keakraban dan kemesraan antar pasangan suami istri atau pun seluruh anggota keluarga. Di antaranya lewat makan bersama, nonton televisi bersama, rekreasi bersama, membersihkan, menata rumah bersama, berdoa dan beribadah bersama, serta berkebun bersama. Hal yang tampaknya sepele ini justru sering terabaikan karena kesibukan setiap anggota keluarga. Bahkan pada saat libur pun kebersamaan sering terlupakan.
Sasaran pertama memang keluarga pra sejahtera untuk memenuhi gizi dasar dengan mengkonsumsi hasil tanaman sendiri yang peralatan bercocok tanam berupa media, benih, dan pupuk serta bimbingan cara penyemaian, penanaman, perawatan, panen dan pasca panen melalui WAG komunitas maupun lembaran petunjuk diberikan secara cuma-cuma. Tentu saja dengan rajin mengunjungi untuk melihat karya mereka juga saling bertanya jawab langkah-langkah terbaik untuk hasil panen yang baik pula.
Sasaran kedua tentu saja semua keluarga yang ingin mengembangkan walau sekedar untuk mengisi waktu atau menjalankan hobi namun tetap dijalankan bersama baik oleh pasangan suami istri, anggota keluarga, maupun bersama warga tempat tinggal. Baik di komplek perumahan kelas menengah, klaster, kampung, juga dusun. Â
Jer basuki mawa bea, segala usaha dan karya membutuhkan beaya dan pengorbanan. Syukurlah ada donator yang membantu serta ada keluarga sejahtera dari komunitas kami yang mau memberi teladan nyata dalam bertani dan urbanfarming di rumahnya dengan menanam sayur mayur di polybag di tembok pinggir talang atap rumahnya sekali pun mereka juga seorang petani sukses serta seorang arsitek.
Bertani dan bercocok tanam di lahan sempit memang bukan sekedar pengisi waktu dan menjalankan hobi tetapi juga untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar serta membina kemesraan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H