Hampir setiap tahun, di awal musim hujan atau saat puncak musim hujan antara Desember dan Januari peristiwa bencana alam banjir dan longsor sering terjadi di negeri kita.Â
Jika peristiwa ini akibat fenomena alam biasa, seperti meningkatnya curah hujan masih bisa dimaklumi. Namun bila peristiwa ini juga diakibatkan kelalaian dan kesembronoan dalam mengelola alam serta mengabaikan lingkungan sungguh sangat disesalkan.Â
Apalagi jika peristiwa ini menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi sungguh sangat menyedihkan sekali.Â
Bisa jadi korban longsor dan banjir bukan pelaku sebenarnya dalam perusakan lingkungan namun mengalami efek samping dari pembangunan di luar pengawasan ketat pembangunan yang seharusnya dijalankan pemerintah melalui dinas terkait atau kementerian yang bertanggungjawab.
Ditambah lagi pandangan dunia perekonomian masa kini khususnya mereka yang beranggapan tanah merupakan investasi masa depan sehingga banyak yang berlomba-lomba memiliki tanah seluas mungkin.Â
Merebaknya pembangunan komplek perumahan kelas menengah dan atas baik oleh pribadi maupun oleh pengembang di wilayah pedesaan dan pedalaman akibat semakin menyempitnya dan mahalnya harga tanah di wilayah perkotaan semakin di luar kontrol.Â
Hutan rakyat dan kebun-kebun di perbukitan rakyat banyak yang berubah menjadi perumahan tentu saja mengurangi kemampuan tanah menyerap derasnya curahan hujan. Inilah penyebab banjir sebenarnya terutama di wilayah pengembangan.
Padahal sebenarnya bisa juga akibat dari pembangunan rumah pribadi, kluster, maupun komplek perumahan kelas atas yang mengabaikan lingkungan.