Kelahiran seorang anak di mana pun selalu disambut dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan oleh seluruh anggota keluarga. Ungkapan rasa syukur pun diungkapkan dengan berbagai cara, di antaranya kenduri atau pesta kecil-kecilan bersama anggota keluarga, kaum kerabat, teman dan sahabat. Demikian juga dengan kelahiran Sang Juru Selamat manusia, Yesus Kristus Sang Immanuel tentu akan disambut penuh kegembiraan dan kebahagiaan pula oleh seluruh umat Kristiani dan bahkan seluruh dunia.
Ibadat bukan hanya berdoa tetapi juga pendalaman Alkitab, rekoleksi dan retret sebagai kesempatan untuk merenung dan melihat ke dalam diri pribadi akan kehidupan iman dengan perbuatan nyata sebagai wujud tanda kasih kepada sesama dan lingkungan yang merupakan gambaran nyata kasih kita kepada Allah.
Inilah yang banyak dilakukan gereja dalam menyambut Sang Immanuel pada setiap perayaan Natal di mana pun. Sekali pun gaung kehidupan seperti ini masih kalah gemanya dengan gebyar pesta keduniawian yang banyak ditonjolkan dalam dunia kekinian.
Bukan hanya doa dan ibadat, membaca kitab suci dan mendaraskan mazmur tetapi juga memperhatikan dan menemani mereka yang sedang menderita. Bukan hanya latihan paduan suara untuk melantunkan lagu-lagu pujian dan merangkai bunga altar serta membersihkan taman, halaman, dan ruangan gereja tetapi juga berbagi kebahagiaan dengan mereka yang sakit. Bukan hanya mengumpulkan dana dan sembako tetapi juga mengumpulkan barang bekas untuk dijualdan hasilnya dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Bukan hanya memperhatikan sesama tetapi juga memperhatikan alam lingkungan. Berbagi pengalaman membuat program ketahanan pangan dengan seluruh umat sebagai kepedulian gereja pada masalah lingkungan hidup. Di tengah badai pandemi Covid-19, semua orang bekerja sesuai dengan talenta masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H