Jangan Malu Bawa Bekal atau Makan di Warung K5
Perjalanan jauh dalam arti sampai luar pulau atau luar negeri bagi saya memang tak pernah alami, maklum hanya guru SD dan petani. Wisata paling jauh bersama siswa cuma Jogja dan Jawa Tengah atau Bali dan Lombok sehingga jika mendapat konsumsi di perjalanan hampir tak pernah tahu harganya.Â
Hanya selintingan mendengar jika harga tak sesuai dengan rasa dan menu yang disajikan alias sangat mahal. Tapi ketika berniat membeli oleh-oleh di mana pun tempat wisata baru terasa betapa mahalnya harga jajanan dan oleh-oleh.
Beda lagi jika harus ke Jawa Tengah dan Jogja atau ke Bali untuk keperluan keluarga lalu di saat istirahat di rest area entah di jalan TOL atau pun jalan negera kemudian membeli makanan dan minuman akan merasakan betapa mahal sekali harganya. Bisa tiga kali lipat. Apalagi jika membeli di warung atau rumah makan biasa sekali pun ada daftar harganya tetapi isi kadang berbeda. Kecuali di rumah makan waralaba yang harga dan ukurannya standar, misalnya harga sebuah pizza dengan merek tertentu.
Untuk perjalanan melewati jalan non TOL justru paling mudah untuk mendapat makanan dengan harga murah, tentu saja sekali lagi jika bukan di wilayah rest area.Â
Misalnya warung lesehan, rumah makan masakan Padang, atau bahkan warung K5. Ada harga ada rupa ada rasa. Betul. Tapi tak selalu warung K5 dan lesehan yang harganya murah  rasanya tak enak. Bahkan dengan rumah makan kelas menengah pun tak kalah. Hanya saja penyajian dan tempatnya berbeda. Di sinilah ada suasana dengan sensasi unik yang tak mungkin kita rasakan saat menikmati makanan di restoran atau warung waralaba di pertokoan.
Jika tak sempat memasak maka membeli di warung dekat desa lalu disantap saat istirahat. Atau cukup membawa buah atau kue basah untuk disantap di pinggir sawah dan pada saat perjalanan pulang dalam keadaan lapar barulah membeli makan di warung K5 di pedesaan. Nikmat? Tentu saja.