Kesadaran masyarakat akan kebersihan dan keindahan lingkungan saat ini semakin meningkat bukan hanya di tingkat keluarga dan kampung tetapi juga di tingkat desa dan hampir secara menyeluruh setiap lapisan. Kesadaran ini pula yang memunculkan pola hidup sehat yang membawa kesejahteraan dan kebahagian. Â
Dua faktor terakhir inilah yang kini banyak diusahakan masyarakat pedesaan untuk membangun desa wisata berbasis kearifan lokal masyarakat setempat. Kearifan lokal bukan hanya melihat sisi adat istiadat dan budaya setempat tetapi juga melihat potensi keunikan dan keindahan alam setempat.
Salah satu desa yang tergerak akan hal ini adalah masyarakat Desa Tegal Dowo, Bantul Yogyakarta. Desa yang berada sekitar 11 km dari titik nol Yogyakarta ini memang cukup unik dengan dilintasi atau dibelah oleh sungai Bedog.Â
Di sebelah barat sungai Bedog wilayahnya lebih tinggi sekitar 82m dari sebelah timur dan cukup tandus serta lebih banyak berupa kebun rakyat yang ditanami buah sawo. Sedang di wilayah timur sungai Bedog terbentang sawah yang cukup luas. Inilah salah satu keunikannya.
Tempat wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat secara swadaya dan diberi nama Taman Puspa Gading. Entah apa yang menjadi alasan diberi nama Puspa Gading, mungkin karena di pinggir sepanjang jalan di wilayah timur yang membujur utara-selatan sejauh 500m ditanami bunga bougenvil yang kebanyakan berwarna jingga dan merah muda.Â
Di bawah rerimbunan bougenvil disediakan pula kursi taman untuk menikmati keindahan hijaunya sawah. Dan dari sisi timur ini pula, kala senja kita bisa menikmati indahnya matahari terbenam di antara rerimbunan rumpun bambu, pohon kelapa, dan pohon sawo yang ada di sisi barat. Tentu saja jika cuaca terang dan cerah seperti halnya di tempat lain. Inilah keunikan lainnya.
Mengunjungi Taman Puspa Gading tidak dipungut beaya tetapi sebaiknya kita mau sedikit menyisihkan uang untuk beaya perawatan yang dapat dimasukkan pada kotak sumbangan yang disediakan.Â
Taman Puspa Gading juga menyediakan beberapa wahana yang sangat menarik bagi putra-putri kita, seperti adanya 3 kolam renang yang sangat bersih dan dilengkapi papan luncur, tempat terapi ikan, dan patung-patung hewan langka dan dilindungi.Â
Menggunakan wahana memang tidak gratis tetapi dengan membayar 5.000 rupiah per wahana sangatlah murah. Ada juga wahana lain berupa saung atau gubug sawah di mana kita bisa beristirahat sambil menikmati semilirnya angin yang lembut di antara cukup gerahnya udara Bantul.