Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tilik Kampung Hidroponik

2 September 2020   09:29 Diperbarui: 5 September 2020   09:02 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki masa pensiun bukanlah hal yang mudah bagi semua orang, ada yang mengalami post power syndrome (pps) dengan merasa dirinya terbuang, tersisihkan, merasa tak berguna, sehingga mudah terserang penyakit mulai dari sakit kepala bahkan jantung. Namun ada pula yang merasa dirinya tetap berkuasa dengan bersikap sok di lingkungan sekitarnya.

Ada juga orang yang telah mempersiapkan diri dengan baik menyambut masa pensiun dengan rencana yang matang. Mulai dari menulis, bertani, berkebun, melukis, dan masih banyak lagi yang pada intinya sekedar mengembangkan hobi demi mengisi waktu namun tetap bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya.

Salah satunya, sebut saja keluarga Bapak JS. Rusli dan Bu Lanny Ongga pensiunan sebuah perusahaan ternama di negeri ini. Memasuki masa pensiun, mereka berdua telah menyiapkan diri dan mengisi hari-hari penuh bahagia dengan berbagai kegiatan sosial di gereja dan lingkungan tempat tinggal, serta masih membuka usaha kecil toko kacamata atau optik dan yang paling menarik adalah mengembangkan tanaman hidroponik. Bahkan yang terakhir telah mengangkat nama wilayah tempat tinggalnya sebagai 'Kampung Hidroponik'.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Siap kirim ke konsumen. Dokpri
Siap kirim ke konsumen. Dokpri
Berawal dari keinginan mengisi waktu luang masa pensiun dan mengembangkan hobi yang menantang namun sangat bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, Pak JS. Rusli membuka dunia maya mencari info tentang bercocoktanam hidroponik. Ternyata di dunia nyata, seorang temannya yang berpengalaman dalam hidroponik mau berbagi pengalaman. 

Maka mereka berdua pun mengajak teman-teman di gereja dan lingkungan berbincang-bincang membangun dan mengembangkan hidroponik. Gayung bersambut, teman-teman di gereja dan pengurus kampung di tingkat RT dan RW pun setuju dengan rencana mereka berdua. Di awali dari halaman depan rumah Bapak JS. Rusli dan Bu Lanny Ongga yang hanya berukuran 3 x 10m dibangunlah perangkat hidroponik yang hanya menampung 3 set dan tiap set hanya terdiri dari 7 sap tabung paralon sepanjang 3m. 

Setiap sap tabung terdiri dari 12 lobang tanaman. Pada masa tanam pertama sedikit mengalami kegagalan karena faktor belum pengalaman, mulai dari cara pembibitan, penanaman, dan pencampuran nutrisi dengan air untuk menyuburkan tanaman. Setelah tiga kali panen barulah upayanya mulai menunjukkan hasil, sehingga menjadi daya tarik bagi tetangga yang sepakat membentuk 'Kampung Hidroponik'

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
30-5f4f0266d541df3ce665c6d2.jpg
30-5f4f0266d541df3ce665c6d2.jpg
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Pada akhirnya setelah dua tahun berkembang, 'Kampung Hidroponik' mulai dilirik aparat Desa Lesanpuro Perumahan Sawojajar Malang dan pejabat di tingkat atasnya. Keberhasilan ini sangat menarik perhatian bukan hanya karena ditanam di halaman rumah yang sempit dan di luar halaman rumah atau di atas berem penutup saluran air tetapi juga dengan beaya yang relatif murah. Hanya sekitar 3 juta rupiah untuk 3 set ukuran besar.

Keberhasilan mereka berdua, menjadi inspirasi untuk mengembangkan di tempat lain dengan membuat 7 set besar hidroponik. Bila pengembangan hidroponik di rumahnya tanpa greenhouse maka di tempat yang berbeda memang greenhouse sederhana dengan alasan suasana yang berbeda.

Hal yang paling menarik dari usaha hidroponik dengan menanam selada, sawi hijau, pakchoi, kangkung, seledri, pakchoi popeye, dan sawi chaisim, bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri tetapi juga dijual pada mereka yang ingin membeli serta sekali waktu dititipkan di mini market yang banyak di wilayah perumahan Sawojajar yang luas.

Sebuah usaha bukan sekedar demi kesenangan tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan dan memberi inspirasi masyarakat.  

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Jus sawi popeye. Dokpri
Jus sawi popeye. Dokpri
Menikmati jus sawi. Dokpri
Menikmati jus sawi. Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun