Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Potret] Beratnya Tanggung Jawab Seorang Kuwawa, Pengatur Pengairan Sawah

23 Agustus 2020   19:42 Diperbarui: 28 Agustus 2020   10:46 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam sudah menunjukkan angka 4.20 sore, namun saya belum berniat meninggalkan sawah walau mendung mulai menggelayut dan titik-titik hujan sepertinya mau turun. 

Saat masih merenung tanaman apa yang akan kutanam, datanglah Mas Suradi memetik lombok pesanan istrinya lalu membuka parit irigasi untuk mengairi sawahnya yang akan ditanami padi. 

Apa yang dilakukan Mas Suradi, rupanya dilihat dari jauh oleh Pak Sumo seorang kuwawa atau waker ada juga yang menyebut jagatirta yang bertugas membagi dan mengairi sawah-sawah di desa kami, Cemoro Kandang Malang.

Pak Sumo pun mendekati Mas Suradi dan mengingatkan secara halus (guyon parikena) untuk tidak membuka parit irigasi yang sore ini untuk mengairi sawah yang lain. 

Sebagai warga desa, Mas Suradi pun menyadari kekeliruannya dan minta maaf serta minta Pak Sumo menutup kembali aliran irigasi. Mendengar ungkapan Mas Suradi, senyum simpul menyungging di bibir Pak Sumo sekali pun wajah kesal juga tampak. Apalagi Mas Suradi langsung beranjak pulang. 

Saya pun mengalihkan perhatian Pak Sumo dengan berbincang tentang jatuh bangunnya harga sayuran selama tiga bulan ini. Rupanya Beliau tak tertarik, lalu diambilnya sebatang rokok dan disulutnya lalu menghisapnya dengan keras sehingga pipinya semakin cekung karena giginya telah habis. Ompong.

Mas Suradi metik lombok di lahannya yang kering. Dokpri
Mas Suradi metik lombok di lahannya yang kering. Dokpri
Sedang mengontrol. Dokpri
Sedang mengontrol. Dokpri
Mas Suradi dinasehati P. Kuwawa. Dokpri
Mas Suradi dinasehati P. Kuwawa. Dokpri
Angin menjelang senja meniup keras kami berdua dan api rokok mati. Pak Sumo menyulut dan menghisapnya lagi lalu meniupkan asapnya dengan lembut. 

Matanya yang mulai sayu melihat ke arah hamparan sawah lalu ia kembali ke parit irigasi untuk menutup aliran ke sawah Mas Suradi yang mulai mengering. Suara lembut terdengar dari ucapan Pak Sumo: "Dasar Suradi...." Aku cuma tersenyum.

Mengolah sawah bukanlah hal yang sulit tetapi bukan pula hal yang gampang. Menanam komoditas harus melihat petani yang lain supaya saat panen raya harga tidak jatuh. Kecuali menanam padi bisa di simpan gabah atau berasnya. Jika menanam sayur tentu harus melihat yang lain supaya tidak menanam komoditas yang sama. 

Demikian juga untuk mengairi sawah tentu ada jadwal tak tertulis namun secara tradisional telah dilakukan dengan adil oleh seorang pembagi air irigasi yang merupakan perangkat desa yang disebut kuwawa atau waker atau jaga tirta. Jika musim hujan saat air melimpah memang bukan masalah, namun saat musim kemarau seperti ini perlu seorang kuwawa agar adil dan merata.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Seorang kuwawa, tidak dibayar oleh desa atau pemerintah tetapi diberi upah oleh petani pada saat panen sesuai dengan luas lahan dan komoditas yang ditanam. Rerata hanya seratus ribu per panen per hektar. Pekerjaan yang tampaknya sepele dengan upah murah, tetapi tanggungjawabnya berat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun