Menjaga Keceriaan dan Kebahagiaan Anak-anak

"Saya tidak punya hape yang bisa untuk belajar," sahut satunya.

"Mosok ibu atau bapakmu ga punya hape?" selidik saya. Dan langsung dijawab,"Saya ikut kakek."

Saya mengangguk dan mereka pun sedikit bercerita tentang kehidupan mereka.

Dokpri

dokpri

Dokumen pribadi

Dokumen pribadi

Akibat pandemi Covid-19 memang cukup telak menghantam lapisan kehidupan manusia, termasuk juga pendidikan dan perekonomian. Tanpa disadari anak-anak kita menjadi korban pula yang tak mungkin hanya dipecahkan oleh para guru di sekolah. Serta hanya menjadi tanggungjawab setiap keluarga. Keikutsertaan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan pendidikan tetap diharapkan.

Pada kesempatan ini pula saya berbagi ilmu dan memberi wejangan bak seorang guru tanpa kelas apalagi sekolah. Bukan wejangan dalam arti nasehat seperti maha guru atau sesepuh yang berkotbah dengan ilmu kebijaksanaan dengan kata-kata dewata yang sulit dipahami atau dilakukan.

Mengenalkan bahasa Inggris atau bahasa Jawa lewat angka atau nama benda yang di sekitar adalah salah satu contoh yang ringan. Atau bercerita tentang indah dan suburnya alam di bumi Nusantara yang harus dijaga kelestariannya agar tetap memberi kehidupan sehingga tetap memberi keceriaan dan kebahagiaan. Seperti yang mereka rasakan saat ini.

Jam dua belas kami selesai berbicang lalu duduk bersama membeli kue tradisional di warung sekitar dan menikmati bersama lalu pulang.

Beda tempat. Mengenalkan bahasa Inggris dan Jawa, karena di sekolah dan di rumah berbahasa Madura. Dokpri

Biarkan mereka mengembangkan senyumnya. Dokpri