Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[Wayang Kontemporer] You Are!

14 Juli 2020   15:28 Diperbarui: 14 Juli 2020   15:58 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedih membaca balasan Arjuno. Dokpri

Cerahnya langit dan birunya angkasa tak membuat hati Banowati yang gundah menjadi ceria sekali pun para inang selalu menemani dan menghiburnya. Keputusan Arjuno menerima Srikandi menjadi pasangan ke dua sangat menyakitkan bagi Banowati. Bukan sakit hati pada Arjuno, tetapi sakit hati pada Srikandi yang merebut hati Arjuno.  

Banowati sudah melupakan peristiwa di paseban Astina dan kini ia berjalan menyusuri hutan yang seharusnya memberi ketenangan dan kesejukan. Namun rupanya ia teramati sulit melupakan Arjuno lelaki pujaan yang telah membangun khayalan dan impian di dalam dirinya.

Kala sampai di pemakaman keluarganya yang telah menghadap Sang Pencipta, ia bersimpuh sedih dan mencurahkan isi hantinya seakan ingin menyusul mereka. Karena kesabaran para inangnya, Banowati menyadari bahwa hanya Sang Pencipta pemilik kehidupan manusia. Manusia tak boleh mengambil kekuasaan yang dimiliki Sang Pencipta alam semesta atas kehidupan yang diberikan kepada manusia.

Sunyinya hutan tapi hati Banowati tetap bergolak. Dokpri
Sunyinya hutan tapi hati Banowati tetap bergolak. Dokpri
Sedih membaca balasan Arjuno. Dokpri
Sedih membaca balasan Arjuno. Dokpri
Uhuuuk... Dokpri
Uhuuuk... Dokpri
Di pandangnya puncak Mahameru, tempat dimana para dewa bersemayam. Sang Hyang Wenang pun berbisik lembut dalam sanubarinya kelak Arjuno akan menjadi pasangannya. Banowati sedikit tersenyum, lalu duduk dan membuka WA apakah Arjuno telah menerima dan membalas kiriman WAnya tentang peristiwa di paseban Astina siang tadi. Betapa malangnya Banowati, ternyata jawaban Arjuno sangat singkat: Aku honeymoon....

Senja sudah menanti, Banowati menuju kaldera Bromo untu sekedar mengingat kala malam pertama pernikahannya dengan Suyudana justru ia berbulanmadu dengan Arjuno yang menyamar sebagai perias pengantin Banowati. Malam yang indah bagi Banowati dan Arjuno yang kalap karena nafsu dan penuh pengkhianatan bagi Suyudana yang amat mencintai Banowati setulus hati.

Kini, Banowati merasakan pengkhianatan Arjuno yang sedang berbulanmadu dengan Srikandi. Namun gelapnya hati membuat Banowati tetap teguh bagai batu yang terlempar dari Jonggring Saloka, kawah Semeru. Panas membara menghantam siapa saja. Tak peduli.

Dalam kesunyian kaldera Bromo dan sepinya hati, masih saja Banowati menghibur diri dengan bernyanyi lembut: You Are!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun