Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Masalah Buruh Itu dari SDM, Kesehatan, hingga Keselamatan Kerja

3 Mei 2020   21:54 Diperbarui: 4 Mei 2020   05:43 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman penulis selama lebih dari 15 tahun menangani masalah tenaga kerja menyangkut pegawai bagian umum (sarana dan prasarana) termasuk petugas Satpam bukanlah hal yang mudah, sekali pun jumlah mereka pada lima tahun pertama hanya sekitar 10 orang saja. Dan pada tiga tahun terakhir sebelum penulis pensiun menangani sekitar 70 orang dari sekitar 13 unit sekolah.

Tantangan 5 tahun pertama adalah menghadapi para tenaga kerja bagian umum yang harus memasuki masa purna tugas tetapi mereka keberatan sekali pun produktifitas mereka secara umum sudah menurun. 

Mungkin di sini mereka mengalami masalah post power sindrom (PPS) sekali pun mereka sebenarnya bukan tenaga kerja ahli selain trampil karena pengalaman saja. Masalah kedua mereka menghendaki pesangon lebih dari ketentuan UU Ketenagakerjaan (th 2003) dan kebijakan yayasan. Sikap ngotot dengan lebih banyak menggunakan okol (otot) ini tentu saja karena pemahaman mereka kurang karena faktor SDM.

Sebelum adanya penggantian karyawan purna tugas, kami juga telah menyiapkan tenaga kerja baru yang secara akademis sebenarnya cukup mumpuni. 

Jika sebelumnya ada yang tidak bisa baca dan tulis atau hanya lulusan SD dan SMP maka kini mengambil dari lulusan sekolah kejuruan atau paling tidak setingkat SMA. 

Sulitnya mencari pekerjaan, membuat para lulusan setingkat SMA ini mau menerima pekerjaan yang kami tawarkan dan gaji serta tunjangan yang cukup menggiurkan daripada bekerja sebagai buruh harian lepas.

Penerimaan kami atas tenaga kerja mereka sebenarnya juga melihat dan memperhatikan dari sisi manusiawi, di mana secara akademis nilai raport dan ijazah mereka adalah pas-pasan serta ketrampilan secara teknis mereka juga kurang dilihat dari test psikologis yang kami lakukan. 

Hak dan kewajiban serta aturan yang harus dipatuhi dan pembagian kerja yang jelas sebelum mengawali bekerja pun kami beritahukan untuk ditandatangani bersama.

Tahun pertama dan kedua dalam masa percobaan mereka sering menunjukkan dedikasi yang baik. Namun pada tahun ke empat, setelah diangkat sebagai karyawan tetap maka sikap asli sudah mulai kelihatan. 

Sikap malas, kerja semau gue, datang terlambat, atau pergi keluar tanpa ijin serta sulit dinasehati adalah hal yang sering terjadi. Perputaran pembagian tugas dan pembinaan serta peningkatan ketrampilan juga selalu kami lakukan, namun tantangan akan SDM selalu menjadi kendala seperti halnya yang banyak dihadapi pihak lain.

Masalah SDM memang bukan hanya terbentuk di sekolah tetapi juga kehidupan keseharian sebelumnya, baik di keluarga dan di lingkungan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun