Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saatnya Kembali ke Selera Asal: Nikmati Buah Lokal

27 April 2020   10:04 Diperbarui: 27 April 2020   10:14 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam 20 tahun terakhir, salah satu dampak globalisasi adalah perubahan selera lidah kebanyakan orang akan buah import. Setiap tahun buah import, terutama dari China, selalu mengalami kenaikan yang tak terelakkan. 

Pada awalnya pembukaan kran import buah manca negara menjadi perdebatan di tengah lesunya penjualan buah lokal yang kurang memenuhi selera dari segi rasa, bentuk, dan warna untuk memenuhi kebutuhan ekspatriat dan konsumsi pariwisata dan perhotelan akhirnya disetujui pula dengan jumlah terbatas. Kenyataan buah import kini juga menguasai lebih dari 30% di tingkat pasar tradisional yang membuat buah lokal menjadi tersisih.

Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Petik sebelum didahului kampret. Foto: Dokumen Pribadi
Petik sebelum didahului kampret. Foto: Dokumen Pribadi
Tak perlu malu menyajikan buah lokal. Foto: Dokumen Pribadi
Tak perlu malu menyajikan buah lokal. Foto: Dokumen Pribadi
Sumber: akun IG @kementan
Sumber: akun IG @kementan
Kini, di tengah pandemic Covid-19 pemerintah mengambil kebijakan menghentikan sementara import buah dari China untuk menghidari masuk dan penyebaran Covid-19. Sumber: Megapolitan. Kompas.Com.

Ini merupakan keputusan yang tepat sebab di sisi lain bukan sekedar untuk mengembalikan kita pada selera awal yang lebih banyak mengkonsumsi buah-buah lokal tetapi juga memberi peluang kepada petani buah lokal dan pedagang kecil yang banyak menjual buah lokal untuk meningkatkan pendapatan.

Sumber: Kompas.Com
Sumber: Kompas.Com
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Nah, didahului kelelawar. Foto: Dokumen Pribadi
Nah, didahului kelelawar. Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Duwet putih. Foto: Dokumen Pribadi
Duwet putih. Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Tentu saja, kebijakan pemerintah harus kita dukung dengan sudi membeli dan mengkonsumsi buah lokal bukan hanya untuk diri sendiri dan keluarga tetapi juga mau menyajikan pada saat berbuka puasa serta kala ada tamu di saat Idul Fitri atau kapan pun. Apalagi dalam waktu dekat ini akan musim buah lokal langsep dan manggis serta pisang dan pepaya yang tak kenal musim.

Selamat menikmati buah lokal yang murah dan tak kalah kandungan nutrisinya dari buah import.

Manggis, langsep, dan jeruk diberi tetangga. Dokpri
Manggis, langsep, dan jeruk diberi tetangga. Dokpri
Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi
Catatan: 

Buah-buah di atas hasil pengelolaan kebun sendiri yang hanya seluas 15 x 25m di belakang rumah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun