Membaca berita media cetak dan elektronik dan tulisan di media sosial serta mendengar berita di media elektronik yang paling rentan menghadapi pandemic Covid-19 adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun.Â
Alasannya yang cukup masuk akal adalah sistem kekebalan tubuh mulai menurun di samping secara psikologis lebih banyak karena faktor keterasingan atau kesendirian yang semakin menambah beban.Â
Data menunjukkan demikian, namun apakah setiap orang dari kaum tua, termasuk penulis, mau menjadi bagian yang rentan tersebut? Tentu saja tidak. Siapa yang mau tertular atau menularkan apalagi meninggal dunia gegara Covid-19! #Jagajarak! #SocialDistancing! Tentulah.
#WorkForHome! #DiRumahSaja! Eiiit nanti dulu....
Selama hampir tiga bulan ini, setiap dua hari sekali penulis selalu gowes atau mancal sepeda jika ke sawah dengan jarak rerata 25 km. Namun kala Covid-19 semakin merebak justru jarak dan waktu yang ditempuh semakin tinggi.Â
Jarak rerata 45 km dengan tanjakan dan turunan sekitar 400-700 m serta waktu tempuh santai termasuk istirahat sekitar 4 jam.Â
Entah cerah, mendung, gerimis, atau hujan asal tidak di tengah sawah untuk menghindari sambaran petir. Apakah hanya penulis yang seperti ini?
Sabtu, 4 April 2020 kami (penulis dan istri) berangkat gowes santai dari rumah jam 6 pagi menuju arah timur lalu ke tenggara melewati sekitar 12 desa dari 4 kecamatan Kedung Kandang, Tumpang, Ponco Kusumo, dan Tajinan. Selama perjalanan sering kali bertemu dengan goweser yang kebanyakan adalah kaum lansia.Â
Ini terlihat dari keriput wajah dan kumisnya yang memutih. Mereka juga bukan hanya dari kelompok orang kaya tetapi juga dari kaum biasa yang terlihat dari merek sepeda yang dipakainya serta helm serta jerseynya.Â
Ada yang memakai sepeda dengan merek lokal yang harganya kisaran tiga juta ada pula yang menggunakan sepeda merek terkenal dengan harga di atas 75 juta!