Entah seberapa jauh lagi lorong-lorong pengap dan menyengatnya keringat di antara kerumunan ini akan kulalui hari ini. Sejauh kaki melangkah tak pernah kutahu di mana dan ke mana engkau mengelak dari hadapanku yang terperangkap penyesalan tak berujung kala harus mencintaimu.
Sepatu butut dan kaos lusuh hanyalah samaranku untuk menemukanmu di antara sesaknya jalanan tanpa setapak pun menyisakan untuk mereka yang menyusuri kota indah tanpa bunga selain sengatan mentari yang membakar kering tanah yang merana.
Kucoba bertanya dengan telunjuk jari pada mereka yang duduk menunggu pembeli atau mereka yang berdiri sepi dalam kerumunan tanpa arti selain menunggu hari akan berlalu berganti malam penuh bintang yang hanya memberi impian daripada kenyataan.
Di gerbang kota masih kususuri walau senja segera berganti malam dan dingin mulai merambat pelan menyapa setiap raga pinggiran tanpa wisma. Kutatap lagi kamar hotel tempat kumenatap merayap padatnya jalan yang kubayangkan kau di sana menungguku sambil membawa bunga cinta kita.
Jaipur, adakah setangkai teratai mekar di sini bersama Agni, wanita yang membawa terbang ke sini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H