Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan dan Gerimis Malam

10 Februari 2020   19:48 Diperbarui: 10 Februari 2020   19:53 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sambil tersenyum kau berjanji tak akan menutup lagi pintu kamar pengap walau keharuman wewangian melati selalu kau tebar.

Kau pun berbisik lembut, datanglah malam ini dan biar hujan semakin lebat yang akan menghangatkan kita dalam pelukan badai gemuruh di dada kita berdua.

Kutelusuri lorong malam dengan berjinjit berharap kau sudah terbaring di galar rotan tanpa selimut malam

Dengan senyum pula kausibak tirai putih setelah kuketuk pintu dan tanpa derit pula pintu kau buka.

Lirih suaramu yang lembut kali ini lebih jelas dari titik-titik rinai gerimis dan menggema di liang telingaku
Bukankah masih gerimis dan hujan belum turun, kenapa kau sudah datang?

Aku cuma tersenyum melihat dirimu tersenyum sambil menutup pintu

Sekejap kulihat pintu kamar masih terbuka. Sekejap pula kulihat sesosok manusia sudah di sana.
Terlentang bersimbah darah yang semerah bibirmu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun