Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sampan dan Pisang

14 Januari 2020   20:07 Diperbarui: 14 Januari 2020   20:13 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hati senang di telaga yang tenang. Dokpri

Pagi ini mentari tersenyum manis menyapa bumi. Kabut pun segera pergi karena malu untuk menutupi. Apalagi gerimis sudah enggan merintik. Ia telah pergi diajak awan ke balik gunung. Hutan pun riang karena burung mulai bernyanyi bersama ikan yang berkecipak di permukaan telaga hijau.

Seorang petani mendayung sampannya sendirian menuju kebun di tepi hutan seberang telaga sana. Tangannya yang kuat dari tubuhnya yang kekar ia mengayuh dayungnya mengikuti irama hati. Pyah...pyuh...pyah...pyuh...pyah....pyuh...

Semilir angin terlalu lembut menyapa sehingga air demikian tenang tanpa derasnya arus selain riak gelombang terpaan dayung.

Tiga ratus dayung ia sudah di seberang. Tiga batang pisang sudah menanti ditebang. Walau belum ada yang matang selain dianggapnya layak sebelum kera dan musang menyerang.

Cras...cras..cras...robohlah itu pisang. Kini ia segera kembali ke seberang dengan hati senang.

Pyah...pyuh...pyah...pyuh... di tepi sana sang istri sudah menanti untuk membawa pisang ke pasar. Lima puluh ribu setandan pisang akan diterima. Syukur kalau tak ada yang menawar sehingga bisa dua ratus ribu tiga tandan pisang. Ah betapa senang memandang hati tersayang sedang girang. Dan ia pun bisa tidur siang dengan tenang sebelum sore datang mengajaknya mencari ikan.

Hati senang di telaga yang tenang. Dokpri
Hati senang di telaga yang tenang. Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun