Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mawar Senja

12 Januari 2020   19:41 Diperbarui: 12 Januari 2020   19:43 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak pernah kutanya kenapa kau tanam mawar saja jika semua bunga itu indah.
Tak pernah kutanya pula kenapa kau tanam mawar di sudut taman jika halaman rumah kita masih luas.
Jika bunga memang tanda kasih bukankah melati juga indah dan semerbak daripada mawar jingga yang muda layu. Atau mawar merah yang penuh duri. Mengapa aneka mawar saja yang kau rawat.
Jika di tengah taman kita leluasa memandang dari balik jendela kala hujan tak segera reda, mengapa di bawah jendela mawar kau tanam.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Senja ini rinai gerimis baru saja pergi dan kulihat mawar masih merekah indah. Bahkan masih ada yang kuncup.Titik-titik air pun masih menemani keelokannya. Seelok wajahmu kala tersenyum sambil dengan lirih berbisik dekatilah lihatlah keindahannya.
Di depan jendela kulihat mawar-mawar ini memang indah dan tetap indah. Walau tak seindah bisikan dan senyummu yang kini terpaut di taman lain hati.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun