Percayalah dengan senyum, sapa, dan salam kita akan diberi kesempatan untuk secara candid mengabadikannya. Selama ini penulis tak pernah mengalami kesulitan atau halangan untuk jepret-jepret.Â
Bahkan bila diijinkan malah mareka kadang agak kebablasan keterbukaannya. Sebagai contoh misalnya, ketika saya minta ijin seorang wanita muda yang sedang mandi di sungai, malah dia mau telanjang dada yang membuat penulis malah tersipu tapi tetap saja memotonya sekali pun istri juga agak cemberut karena sedikit cemburu.Â
Tapi terpenting tidak diposting di Kompasiana. Gawat.... Nanti bisa diblokir seperti di FB dan ditegur IG, padahal yang ditampilkan hanya orang setengah telanjang dan anak mandi telanjang tapi hanya tampak punggungnya saja.
Bagaimana dengan kuliner.Â
Kalau toh memang dana terbatas tak usah malu untuk jajan di lapak kaki 5 (K5) bahkan membawa bekal sendiri lalu dinikmati di pinggir sawah, kebun, atau hutan juga tidak masalah. Malah bisa menjadi cerita yang beda.
Pengalaman dan hasil jepret-jepret seperti ini tentu saja cukup menarik untuk ditulis dan diposting. Penulis yakin sepenuhnya Kompasianer hapenya alias smartphonenya sudah cukup mumpuni untuk merekam gambar dan pembicaraan bahkan untuk menulis dan langsung posting. Jadi wisata liburan tak harus pergi jauh. Kenalilah desa dan alam kita serta kita kenalkan pada yang lain. Sungguh mengasyikkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H