Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sekadar Mudik, Kembali dan Bangunlah Desamu

8 Juni 2019   11:40 Diperbarui: 8 Juni 2019   11:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali merantau. Dokpri

Di sudut sebuah SPBU, seorang pemuda sedang melepas lelah setelah menempuh sekian puluh kilometer menuju kota rantau.

Pekerjaan sebagai seorang juru parkir di mall tak memberinya masa depan yang cerah.  Terbayang keinginan sekedar  menjadi seorang satpam di sebuah mall seperti yang dikisahkan teman desanya hanya sebuah bayangan semu.

Sebagai lelaki ia menjadi kecil kala ingin mengajak Vivi seorang kasir di mall. Bahkan keinginan melamar Ngatmini tetangga di desa yang kini juga dilirik Pardi pengepul padi dan  tebu.

Pulang dari kali. Dokpri
Pulang dari kali. Dokpri
Kisah di atas hanyalah sedikit dari gambaran dari sekian banyak kisah sedih yang sengaja ditutupi para pemudik karena malu 'melihat keberhasilan kerabat dan tetangga yang bisa menaklukkan tanah rantau'.

Titik-titik tetesan air mata memang mempunyai banyak  arti. Sedih karena harus berpisah dengan orangtua yang tak mau ikut ke tanah rantau. Sedih karena terpaksa menitipkan anak-anaknya tercinta ke neneknya. Gundah dan sedih karena harus kembali ke kota yang tak ramah namun malu kembali ke desa.

Di tepian sebuah kali kecil  sungai seorang Emak bersama cucunya tampak begitu gembira kala mencuci dan mandi. Suara desiran angin lembut, gesekan batang bambu, kicauan burung,  dan gemerciknya air adalah nyanyian damai kehidupan desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun