Penulis sebutkan biasa karena memang banyak buruh atau karyawan atau pekerja yang mendapat upah di bawah (jauh) dari ketentuan UMK ditambah lagi tanpa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya saja
Maka kalau ada guru demo, perawat demo, dokter demo, dosen demo, sopir angkot dan ojol demo menuntut kesejahteraan bukan sesuatu yang luar biasa. Kecuali demo disebabkan hal lain seperti pelecehan profesi.
Kalau melihat dan mengamati secara mendalam sebenarnya ada juga kelompok kaum buruh yang sekalipun honornya jauh di bawah standar tanpa jaminan kesehatan dan keselamatan kerja namun mereka tetap saja bekerja dengan tekun dan rajin. Bukan berarti mereka pasrah pada nasib dan takdir karena tak punya pilihan selain pekerjaan tersebut.
Mereka ini adalah buruh harian lepas seperti buruh tani dan pekerja kasar atau kuli, serta buruh tanpa ikatan perjanjian kerja seperti penjaga dan karyawan toko, satpam perumahan, pembantu di warung K5.
Bagi mereka bekerja bukanlah sekedar mencari uang, tetapi berupaya untuk memberi arti kehidupan. Sedang mencari nafkah bisa juga dilakukan dengan cara lain di luar pekerjaan mereka.Â
Misalnya berdagang kecil-kecilan di dekat rumah, atau menjadi tukang pijit, dan masih banyak lagi yang sebenarnya termasuk ekonomi kreatif.Â
Itulah perjuangan seorang buruh demi sebuah kehidupan namun tidak bermental kuli. Daripada mereka yang merasa dirinya sebagai (calon) intelektual tapi bermental kuli yang hanya bekerja kalau disuruh.Â
Hidupnya pun bergaya bossy dengan menenteng smartpun mutakhir yang dibeli dari kiriman orangtua. Di depan kampus atau di sudut perempatan jalan berteriak lantang menentang kebijakan tanpa jalan pemecahan selain nada tinggi.