Kala kita melakukan perjalanan dan melintasi wilayah pinggiran, tentu sering menjumpai kendaraan yang tidak laik jalan tapi tetap digunakan. Mengabaikan keselamatan bagi orang lain, penumpang, dan dirinya sendiri.Â
Sering pula melihat kendaraan dengan bak terbuka atau pick up digunakan untuk mengangkut orang. Sekalipun di bak tersebut ada tulisan atau stiker yang dipasang oleh Dinas Perhubungan yang melarang untuk mengangkut orang.
Miris juga melihatnya. Kalau penulis melihat atau berada di belakang kendaraan seperti ini, sekali pun berjalan dengan tidak terlalu cepat, akan berpikir seratus kali untuk menyalipnya. Kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal.
Pihak polisi sebenarnya tidak perhatian atau cuek, tapi menyadari bahwa kesadaran para pengguna jalan (dalam hal ini pemakai dan pengemudi) masih amat kurang. Seorang aparat mengatakan, kalau mereka melarang untuk melanjutkan, tentu para pemakai harus berganti mobil atau kendaraan.Â
Padahal mereka belum tentu punya uang untuk menyewa. Dan para pengguna jalan sering mempunyai beragam alasan untuk menghindari teguran polisi. Sebuah dilema.
Penulis pernah berbincang dengan mereka yang menggunakan kendaraan seperti ini. Ada beberapa alasan mengapa mereka tidak mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama. Pertama hanya itu kendaraan yang dimiliki atau yang bisa disewa sesuai dengan kemampuannya.Â
Alasan ke dua sungguh mengejutkan dan mungkin sering kita dengar, "Apes cilaka lan urip pati niku kersane Gusti Allah... Mlaku alon saged mawon cilaka, mlaku banter kok nggih slamet!" (Kecelakaan dan hidup mati itu kehendak Allah Swt.... Berjalan pelan bisa saja celaka, berjalan cepat (ngebut) kok ya selamat!)
Bahkan ketika mendapat teguran apalagi bukti pelanggaran (tilang), sering kurang menerima bahkan lebih menyalahkan aturan yang ada. Merupakan kekeliruan yang besar jika kita hanya mengandalkan pihak kepolisian dan mungkin juga dinas perhubungan (DLLAJR) untuk memberi kesadaran untuk tertib lalu lintas.
Sekolah-sekolah lewat pelajaran budi pekerti yang secara ekplisit menyampaikan lewat pelajaran Bahasa Indonesia dan PKn serta Pendidikan Agama.Â