Entah siapa yang pertama kali menyebut bagi ibu-ibu ( padahal sebenarnya tidak selalu ibu-ibu mungkin juga para gadis ) pengendara atau pengemudi sepeda motor yang sering tidak sesuai aturan. Mulai dari menyalakan sein kiri tapi berbelok ke kanan atau sebaliknya dengan sein kanan tapi belok kiri. Bahkan ada juga yang berani nekat dengan sepeda motor melewati jalur kendaraan roda empat atau lebih atau sengaja menerobos lampu merah.
Gambaran seperti ini mudah dicari di facebook dan youtube. Penulis sendiri pernah memposting di facebook hasil jepretan sendiri bagaimana seorang ibu membonceng tiga putrinya yang masih kecil dengan sepeda motor metik melalui jalur yang berlawanan arah. Tentu saja hal ini membuat penulis ingin sekali mengingatkan si ibu bahwa itu sangat berbahaya bagi semuanya. Namun, belum sempat dilakukan istri saya merayu....'halaaaah biarkan saja...maklum ibu-ibu!' Hlaaaa....
Kejadian seperti ini, dialami penulis bukan hanya satu kali ketika dalam perjalanan cukup jauh seperti ke Jogja atau Banyuwangi. Ternyata pelakunya bukan hanya ibu-ibu atau wanita saja. Bahkan paling sering justru kaum pria. Mulai dari pedagang sayur, pedagang krupuk, pengemudi motor daring, pencari rumput, bahkan karyawan yang berangkat kerja.
Memang harus diakui, beberapa ibu-ibu atau wanita dalam berkendara kadang kurang control. Bukan hanya dengan sepeda motor saja tetapi juga dalam mengemudikan mobil. Termasuk istri penulis ketika menyalip dari sisi kiri yang membuat penulis menahan nafas!
Tetapi sebenarnya, kalau kita mau melihat dari sisi lain ternyata ada hal yang tak terduga mengapa si ibu atau wanita tadi tidak mematikan atau mengubah arah lampu sein.
Suatu pagi di Jl. Pemuda Surabaya dari arah Gubeng yang padat seorang ibu dengan sepeda motornya yang penuh bekal dengan tanda sein kiri justru belok kanan masuk ke Delta. Karuan saja beberapa pengendara ngedumel. Si ibu muda ini dengan cuek bebek langsung berhenti di lorong barat Delta dan menurunkan dagangannya disambut dengan suaminya yang sudah siap dengan lapak Tahu Campur Lamongan.
Kejadian di atas hanyalah contoh kecil. Kalau pembaca pernah berkendara di daerah urban seperti sepanjang Jl. Darmo hingga Wonocolo Surabaya bahkan Sidoarjo, atau sepanjang Jl. Ahmadyani hingga Singosari Malang, atau daerah industri di Tangerang tentu pemandangan ini mudah ditemui. Bukan tanpa alasan tepat sekalipun amat berbahaya, para ibu melakukan hal ini.
"Suami masih belum pulang Mas, dan ini tadi saya baru saja jemput anak-anak dari rumah neneknya yang mengasuh...."
Yang lain mengatakan,"Daripada anak-anak ditinggal di rumah tak ada yang jaga, lebih baik diajak jemput suami yang mau pulang..."