Punden adalah tempat yang dikeramatkan oleh kebanyakan masyarakat desa di mana diyakini di situlah para pendiri desa mengawali pendirian desa pada masa lalu.Â
Punden di Desa Ngadas berada di sebelah Vihara Paramitta dan merupakan tempat tertinggi di Desa Ngadas. Setelah didoakan secara adat oleh Pak Tomo sebagai Dukun Adat Desa Ngadas dalam ritual yang agung, maka persembahan yang ada di atas kerbau menjadi rebutan warga yang hadir karena dipercaya akan membawa kemakmuran bagi kehidupan selanjutnya.Â
Karena punden ini merupakan tempat sempit yang luasnya tak lebih dari 100m dan di atas punggung bukit maka amat berbahaya bila sekitar seribuan warga mengikuti ritual ini. Namun, perlu disyukuri selama ini tak pernah ada yang jatuh ke lembah selain saling menginjak dan tentunya ada yang menangis tetapi kemudian tampak begitu ceria ketika berhasil mendapatkan sebungkus persembahan.
0 0 0
Tri Hari Suci Waisak di Desa Ngadas
Seperti biasa detik-detik Hari Raya Waisak, umat Buddha Jawa Sanyata (agama asli Jawa) Desa Ngadas juga mengadakan ibadat dan ritual pada Selasa, 29 Juni 2018 di Candi Sumberawan, Singosari Kabupaten Malang. Candi Sumberawan ialah sebuah candi stupa atau bercorak Buddha satu-satunya yang ada di Jawa Timur.
Perayaan Waisak di Desa Ngadas sendiri baru dilaksanakan pada Sabtu, 2 Juni 2018. Setelah upacara pujan atau puja bhakti di Sanggar Pasembahan Vihara Paramitta yang juga dipimpin oleh Pak Tomo, Dukun Adat, serta Pak Ngatono yang merupakan sesepuh Buddha Jawa Sanyata Desa Ngadas, acara dilanjutkan kegiatan profane di pelataran bawah sanggar.Â
Hal yang cukup unik dan menarik pada perayaan Hari Waisak kali ini adalah hadirnya enam bikkhu (3 putra dan 3 putri ) dari Vihara Ngandat, Malang serta setiap undangan yang hadir mendapat oleh-oleh berupa 3 Kg kentang yang merupakan salah satu hasil bumi Desa Ngadas yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja.
Hong ulun mandara basuki langgeng.....
Rahayu....
Teguh Wiyana...Â