[caption caption="Kran Air Siap Minum di Terminal Bratang, Surabaya."][/caption]Surabaya memang daerah yang cukup panas, sekalipun pada musim penghujan. Bahkan saat mendung hanya menggelayut di atas ubun-ubun tanpa menurunkan, udara semakin gerah saja. Demikian juga saat libur Imlek, 8 Februari 2016. Hujan yang mengguyur selama setengah jam membuat saya yang sedang di dalam bis kota di Terminal Bratang bagaikan diopen. Tak betah menunggu penumpang penuh, saya pun turun berniat membeli minum.
Di depan pintu bis, Sang Kernet memberitahu ada minuman gratis sambil menunjuk sebuah tempat seperti tempat tunggu penumpang di pinggir jalan. Menarik juga. Lalu dengan mantan pacar, saya berniat mengambil Air Siap Minum dengan botol air minum kemasan. Ketika akan membuka kran, Sang Kernet setengah berteriak memberitahu:
[caption caption="Petunjuk pemakaian atau pengambilan serta larangannya."]
“ Hia minumnya harus ngokop?”
“ Iya….. Kalau ambil dengan gelas apalagi botol, nanti Mas akan ditangkap petugas. Itu ada yang lihat!”
“ Waduuuuuh….gak ah nggilani”
“ Bener Mas. Beli saja sehat….”
Dasar orang desa, baru kali ini saya melihat Kran Air Siap Minum di tempat umum. Apakah di tempat lain ada juga, saya tak tahu. Namun demikian, kalau saya harus minum dengan cara seperti yang tertulis dalam petunjuk pemakaian atau pengambilan, rasanya kok tega. Jijik dan mungkin hanya tak terbiasa saja. Sekalipun kalau pas di sawah atau ladang sering minum dengan cara ngokop dari kan atau morong sejenis ceret untuk tempat minum dan kendi.
“ Hla apa ada yang mau minum seperti ini?” tanyaku pada Sang Kernet.
“ Jarang, Mas. Njijiki….! Paling para pemulung atau malah mbabung ( gelandangan)…”
Niat baik pemerintah daerah Surabaya menyediakan Kran Air Siap Minum memang layak diacungi jempol. Namun manfaatnya belum tampak jika hanya terkendala tak boleh minum dengan botol atau gelas.
Apakah takut dihabiskan atau setidaknya diambil banyak-banyak?
[caption caption="Bersih tapi masih belum menjadi kebiasaan yang pantas."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H