Selama ini para ahli pendidikan selalu berusaha merumuskan kurikulum yang tepat demi keberhasilan pendidikan nasiona. Guru pun sering meninggalkan kelas untuk mengikuti seminar, penataran, pembekalan, atau segala macam kegiatan yang konon demi berjalannya pendidikan dengan metode yang tepat sesuai dengan kebutuhan para siswa.
Trilyunan rupiah terkuras. Demikian juga pikiran, tenaga, dan waktu banyak dikeluarkan atas nama kurikulum. Tak apalah semua demi masa depan anak-anak kita.
Permasalahannya adalah ketika suatu kurikulum yang akan dijalankan selalu menjadi perdebatan tanpa ujung yang justru akan membingungkan masyarakat yang peduli pendidikan. Guru, terutama yang ada di pedalaman sering tak ambil pusing dengan kurikulum mana yang harus dipakai. Terpenting buku sebagai sumber materi pengajaran dan sarana bisa terpenuhi. Kenyataan perubahan kurikulum buku yang digunakan selalu sama, karena buku yang sesuai dengan kurikulum belum terkirim.
Akankah hembusan perubahan kurikulum di tahun 2016 ini benar-benar bisa membawa perubahan?
[caption caption="Melangkah bersama..."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H