Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Catatan Perjalanan Saat Arus Balik

29 Juli 2015   09:47 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:46 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan mudik dan arus balik, memang perjalanan panjang yang melelahkan, membosankan, dan membahayakan bagi para pemudik. Ancaman kecelakaan dengan resiko yang berat selalu ada di depan mata. Hanya kesabaran yang benar-benar tulus yang bisa mengantar kita ke tempat tujuan dan pulang dengan selamat.


Dalam perjalanan saat arus balik, pada Kamis dan Sabtu, 23 dan 26 Juli dari Malang ke Kebumen pp penulis merasakan betapa banyaknya pengemudi dan pengendara memacu kendaraannya di luar batas kewajaran. Srondol kanan srondol kiri oleh pemudik banyak penulis lihat. Atau bis AKAP yang mepet kendaraan lain sekalipun berlawanan arah dan melanggar marka jalan sesuatu yang amat mengerikan banyak terjadi sekalipun ada petugas. Para petugas pun tampak ‘membiarkan’ mungkin karena sudah bosan dan lelah mengatur para pengemudi yang ndablek. Sehingga himbauan yang tertulis di banner dan spanduk, agar mengutamakan keselamatan daripada kecepatan hanya pajangan belaka.


Hal lain yang cukup menjadi keprihatinan adalah kurangnya tempat istirahat yang layak bagi para pemudik. Banyak posko yang didirikan oleh perusahaan tertentu lebih berfungsi sebagai media iklan produknya dari pada tempat istirahat yang mumpuni. Selain didirikan di pinggir jalan yang padat, tentu amat membahayakan, juga kurang luas untuk parkir dan menyelonjorkan kaki. Posko yang didirikan oleh aparat pun tempatnya kurang luas dan nyaman. Bagi pemudik dengan mobil, apalagi ber AC, tentu bukan masalah sekalipun bagi pengemudinya masih perlu istirahat. Tetapi bagi pemudik dengan sepeda motor tempat yang aman dan nyaman tentu amat dibutuhkan.


Dalam keadaan seperti ini, maka hanya SPBU yang cukup luas untuk menampung istirahat para pemudik. Namun bukan berarti tanpa kekurangan, SPBU tidak menyediakan tempat berteduh dan rindangnya pepohonan. Pada malam hari pun, SPBU bagaikan terminal tempat mangkal kendaraan dan tentunya menjadi rebutan. Seperti yang dialami penulis dari Solo – Ngawi sama sekali tak menemukan SPBU kosong pemudik istirahat malam hari.


Tempat istirahat yang amat layak, aman, dan nyaman yang ditemukan penulis dalam perjalanan melelahkan ini hanyalah posko yang didirikan oleh pihak Perhutani di Saradan, Ngawi. Posko ini sebenarnya Posko Kebakaran Hutan yang juga dimanfaatkan pihak Perhutani menjadi Posko Lebaran. Tempatnya yang luas bisa menampung sekitar 20 mobil, ada kursi, tikar, dan bahkan kasur di dalam posko semakin membuat nyaman. Juga ada kamar mandi dan WC yang cukup bersih. Apalagi di bawah semilir angin dan teduhnya hutan jati sekalipun sudah meranggas di musim kemarau. Selain menyediakan tempat istirahat, posko ini juga mengenalkan produk Perhutani berupa madu dan minyak kayu putih. Dan paling menarik adalah pemajangan program dan foto kegiatan Perhutani di Saradan.


Saat istirahat pun, penulis bisa mengamati bagaimana para pemudik dengan kendaraan pribadi dan sepeda motor maupun bis AKAP yang melaju bak matador ketakutan dikejar banteng.
Hal ini semoga diketahui dan disadari untuk dibenahi agar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para pemudik dapat terjamin.

* Foto-foto di SPBU, tak tega untuk dimuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun