Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebersamaan dalam Keluarga, Kunci Kebahagiaan

12 Maret 2015   19:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_355275" align="aligncenter" width="550" caption="Komunikasi untuk saling mengerti."][/caption]

Ketika sepasang kekasih memutuskan untuk hidup bersama membentuk sebuah keluarga yang sejahtera dan bahagiamaka akan berjanji atau bersumpah tetap saling mencintai. Sehidup semati mengarungi lautan kehidupan dengan bahtera perkawinan yang tak selamanya berjalan mulus dan indah. Gelombang badai dan jalanan terjal akan senatiasa menghadang yang dapat menggoyang keteguhan janji untuk selalu bersama yang pernah diucapkan. Menuding pasangan tidak becus, lalu membiarkan bahtera berlayar sendiri tanpa nahkoda dengan arah yang hanya mengikuti angin emosi. Serta tanpa mualim yang harus merawat mesin kapal agar dapat melaju dengan lancar menuju pelabuhan yang diharapkan.

[caption id="attachment_355282" align="aligncenter" width="450" caption="Makan bersama."]

14261619221444735822
14261619221444735822
[/caption]

Komunikasi yang seharusnya bisa menjadi penuntun sering menjadi sebuah perselisihan dan bahkan pertengkaran yang semakin membuat bahtera terombang-ambing. Tanpa kesadaran keduanya tentu akan membawa petaka dengan menghantamnya bahtera ke karang yang akan menghancurkan rumahtangga dan menenggelamkan anggota keluarga. Sungguh amat menyedihkan.

Uraian di atas terasa klise, namun kenyataan angka perceraian di negeri kita masih cukup tinggi dengan berbagai alasan. Hal yang cukup disesalkan adalah pemberitaan lewatinfotaiment di tivi seakan membenarkan perceraian para selebritis dengan alasan yang cukup sederhana: ‘tak ada kecocokan’

14261614471337923778
14261614471337923778

Selalu berdoa atau sembahyang bersama.

1426161541203231945
1426161541203231945

Berjalan bersama.

14261616261073484913
14261616261073484913


Benarkah ‘ketidakcocokan’ tak bisa diselesaikan dengan kompromi saling pengertian di antara mereka? Bukankah banyak pasangan yang bisa sehidup semati hingga kaki nini seperti mimi lan mintuna?

Dua hal yang sering terabaikan bagi mereka yang gagal dalam berkeluarga adalah komunikasi dan kebersamaan.

Komunikasi yang sering terjadi pada keluarga yang bercerai adalah permintaan salah satu pihak untuk dimengerti daripada memahami.

Kebersamaan sering terabaikan bukan karena ‘long distance relationship’ tetapi lebih cenderung salah satu merasa dirinya ‘paling segalanya’ dan pasangan tak pantas menemani atau menjadi sahabat dalam berbagi. Kebersamaan bukan hanya saat di tempat tidur. Berjalan bersama, makan bersama, doa bersama, wisata bersama, dan bekerja atau menyelasaikan pekerjaan rumah bersama-sama.

Banyak hal yang dapat kita lakukan agar bahtera keluarga tetap bertahan mengarungi kehidupan. Komunikasi dan kebersamaan jangan diabaikan.

Bekerja bersama-sama.

1426161731982831464
1426161731982831464

1426161771813873860
1426161771813873860

1426161825580141793
1426161825580141793

* Foto-foto koleksi dan njepret sendiri.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun