Melihat penampilan Prabowo dengan naik kuda di Gelora Bung Karno beberapa bulan yang lalu membuat saya penasaran mengapa kok PS menampilkan diri seperti ini. Adakah obsesi lain di balik penampilannya itu?
Lalu kubayangkan dua tokoh atau pahlawan nasional yang suka naik kuda saat melawan Belanda, yakni Pangeran Diponegoro dan Panglima Sudirman. Maka kuhubungi Mbah Google untuk memanggil lelembut agar memberitahu tentang Pangeran Diponegoro. Nasib sedang mujur, tak lebih dari sepuluh menit langsung langsung mendapat info tentang hubungan ‘darah’ atau silsilah Prabowo S dengan Pangeran Diponegoro melalui tulisan ini. Tentu saja saya gak begitu percaya dan bahkan tak percaya sama sekali pada tulisan itu, yang sepertinya ditulis oleh tim hore atau penulis abal-abal. Apalagi yang memberi koment juga kaum lelembut yang menjadi sumber tulisan kompasianer tersebut.
Niat untuk mengetahui dan mencoba membanding Prabowo dengan Pangeran Diponegoro pun menjadi buyar. Rupanya sudah ada niat dari tim hore untuk menyatukan tulang yang terserak antara PS seperti Pangeran Diponegoro.
[caption id="attachment_309189" align="aligncenter" width="318" caption="Pangeran Diponegoro. Sumber: kaskus.co.id"]
Sebagai mantan Danjen Kopassus, tentu saja Prabowo Ssangat menghormati Panglima Besar TNI Jendral Sudirman. Demikian juga setiap anggota TNI ( AD ) tentu sangat menghormati dan ingin seperti Panglima Besar Jendral Sudirman.
Jika menilik curiclum vitae mantan Danjen Kopassus selama menjadi anggota TNI, tentu saja tak sebanding dengan Pangeran Diponegoro maupun Panglima Besar Jendral Sudirman. Pada akhirnya Pangeran Diponegoro memang tertangkap, namun karena ditipu mentah-mentah oleh lawannya. Sedangkan, Jendral Sudirman sekalipun sakit dan dibujuk oleh Presiden Soekarno tetap tak mau mundur untuk melawan Belanda.
Prabowo Subianto memang pria tangguh yang punya cita-cita dan obsesi. Menjadi orang nomer satu di republik ini merupakan cita-cita dan obsesinya yang begitu besar. Mengumpulkan puluhan ribu orang dengan memberi seragam untuk mendukung niatnya merupakan bukti nyata. Hanya saja salah satu cara yang kurang tepat jika harus meniru gaya pahlawan nasional atau berpakaian dan berpidato ala Bung Karno.
Maju menggapai sebuah obsesi haruslah dengan percaya diri akan keadaan dan kemampuannya. Meniru atau hanya menjadikan orang lain sebagai topeng yang justru membuat orang lain tak mempercayainya….
[caption id="attachment_309190" align="aligncenter" width="194" caption="Panglima Besar Jendral Sudirman Sumber: kaskus.co.id"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H