Bagi para pecinta anggrek, menanam bunga ini mempunyai daya tarik dan tantangan sendiri. Setiap tanaman dan bunga memang memiliki ciri khusus dalam perawatan dan pemeliharaannya. Demikian juga dalam memelihara anggrek, apa pun jenisnya. Ketelitian, ketekunan, dan kesabaran harus ada dalam diri penanam. Apalagi jika pembudidayaan anggrek dilakukan untuk usaha yang menghasilkan uang secara ekonomis. Salah pemeliharaan dan perawatan sedikit saja bisa berakibat fatal. Tanaman yang kita harapkan memberi bunga yang banyak dan indah ternyata hanya berbunga sedikit dan kurus. Sungguh tak menarik sekalipun tanamannya subur.
[caption id="attachment_343142" align="aligncenter" width="400" caption="Subur tak terawat dan kurang indah."]
Ada dua macam tujuan penanaman anggrek, pertama sekedar kesenangan dan ke dua untuk pembudidayaan dan pengembangan tentu saja disini lebih berarti untuk bisnis.
Kali ini penulis tidak bicara tentang pembudidayaan dan pengembangan anggrek untuk bisnis yang cukup ribet dan rumit tetapi sekedar penanaman untuk mengisi waktu luang. Sekalipun sebenarnya jika telaten dan sabar bisa menghasilkan uang.
Cara menanam anggrek sebagai hobi dengan media yang tepat dan benar:
-Pilih bibit yang bagus dan sehat. Bibit bisa dibeli di pasar bunga atau minta teman, saudara, atau tetangga yang suka anggrek. Jangan membeli lewat internet, kelewat mahal dan kalau gagal nanti menyesalnya kelewatan. Bibit yang bagus adalah yang sudah berumur lebih dari 6 bulan, bukan bibit yang masih bayi dalam botol. Kecuali jika anda seharian ada di rumah untuk merawatnya. Ciri bibit yang bagus adalah jumlah akar sebanding dengan jumlah daun. Panjang daun antara 2 – 5 cm.
[caption id="attachment_343143" align="aligncenter" width="400" caption="Bibit yang sehat dari Bogor."]
[caption id="attachment_343144" align="aligncenter" width="400" caption="Contoh anggrek dari pengembangan bibit."]
-Jangan menggunakan media berupa pot plastik atau pot tanah yang dihiasi dengan cat atau pewarna yang dapat berubah menjadi racun bagi tanaman. Jangan pula menggunakan batang pakis. Sepotong pakis ukuran 10 x 20 cm untuk sebatang anggrek memerlukan waktu 12 tahun untuk tumbuh. Jadi menggunakan pakis sangat merusak hutan dan habitat hewan liar secara tak langsung. Jangan pula menggunakan arang, sebab arang dibuat daripembakaran kayu atau tanaman hutan.
-Gunakan media dari sabut kelapa yang tua, bukan sabut degan atau kelapa muda. Media ini mudah didapat dan gratis. Entah di kota besar macam Jakarta atau Surabaya. Kalau di Keputran Surabaya gratis kok.
[caption id="attachment_343146" align="aligncenter" width="400" caption="Media sabut yang sehat dan alami tanpa merusak alam."]
-Sabut kelapa yang akan digunakan sebaiknya direndam dulu selama 3 hari untuk menghilangkan sisa cairan kelapa atau kotoran yang masih menempel. Untuk musim penghujan sekarang ini tak perlu merendam cukup dihujan-hujankan selama tiga hari. Tapi harus ditaruh di tempat yang bersih bukan permukaan tanah, sebab akan menjadi persembunyian cacing atau jamur tumbuh.
-Jika sabut sudah bersih dan bibit sudah siap, maka anda bisa menanam seperti yang terlihat pada foto ini. Jangan lupa kelembaban harus terjaga dan sinar tidak boleh lebih 50 %.
-Anda bisa juga menanam dengan cara menempelkan sabut dan bibit pada sebuah pohon yang ada. Pohon yang tepat karena kulitnya yang berkerut adalah mangga, kelampok (jambu air), pinus, cemara, kelengkeng, dan filisium.
[caption id="attachment_343149" align="aligncenter" width="300" caption="Menanam di dahan filisium."]
Menanam anggrek di dahan pohon sekalipun sekedar hobi tetap perlu perhatian khusus. Serangan ulat, belalang, dan jamur sering menghantui. Demikian juga serbuan debu dan air hujan sering memperpendek usia bunga. Anggrek bulan yang bisa mekar selama 6 bulan kadang hanya berusia 3 minggu. Kelebihannya adalah anggrek mudah berbiak secara generatif.