Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Proses Pembuatan Gula Merah dari Sadapan Bunga Kelapa

30 Desember 2014   18:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:10 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_344022" align="aligncenter" width="400" caption="Wajan dengan gula merah yang masak tetapi  belum dicetak. "]

1419913546226457214
1419913546226457214
[/caption]

[caption id="attachment_344026" align="aligncenter" width="400" caption="Pembuangan asap secara sederhana tanpa cerobong."]

1419913927111269568
1419913927111269568
[/caption]

Setelah kekentalan dirasa cukup lalu didiamkan selama kurang lebih 10 – 15 menit. Selanjutnya diciduk dengan gayung dan ditaruh pada cetakan. Cetakan terbuat dari mangkok plastik diameter 10 cm dan ketebalan 4 – 5 cm yang menghasilkan gula seberat 200 gram. Ada juga cetakan kecil dari permainan dakon dengan diameter 5 cm yang menghasilkan gula seberat 50 gram. Beberapa petani ada yang masih menggunakan cetakan batok atau tempurung kelapa yang menghasilkan 500 gram gula. Namun, ukuran sebesar ini jarang laku karena ulah beberapa petani yang curang dengan memasukkan bahan lain seperti batang jagung, ruas tebu, atau rontokan bunga kelapa untuk menambah bobot gula. Dan, yang paling laku adalah ukuran 50 gram, selain kecurangan hampir sulit dilakukan juga konsumen bisa membeli dengan jumlah atau bobot yang kecil tanpa memotong gula merah.

[caption id="attachment_344023" align="aligncenter" width="400" caption="Mas Taufik dan istrinya sedang mencetak."]

141991369169736943
141991369169736943
[/caption]

[caption id="attachment_344024" align="aligncenter" width="400" caption="Gula merah dan cetakan yang kecil."]

14199137421884034808
14199137421884034808
[/caption]

[caption id="attachment_344025" align="aligncenter" width="400" caption="Gula merah yang telah jadi dan siap dijual."]

14199137991049873519
14199137991049873519
[/caption]

Sesuai dengan sebutannya, gula merah yang paling laku di pasaran adalah gula yang berwarna coklat tua atau coklat kemerahan. Sebab yang berwarna kuning atau coklat muda kurang menarik untuk bahan pemanis membuat kue tradisional seperti wajik, jenang, dan bubur merah, selain untuk pemanis kopi atau teh tubruk.

Produksi gula merah rakyat ini perlu mendapat perhatian pemerintah, selain menyangkut ketenagakerjaan yang banyak tertampung dan pemasaran juga menyangkut peningkatkan kesejahteraan petani dan perajin. Selama ini banyak petani yang terjebak dalam renternir yang memberi modal atau hutang dengan harga gula sebesar 8 ribu rupiah padahal saat dipasarkan harga gula bisa mencapai 10 – 11 ribu rupiah per kg.

Penyuluhan pengelolaan dan pembuatan secara sehat serta pendampingan dalam pemasaran amat dibutuhkan oleh mereka.

0 0 0 0 0

Sebuah catatan pertama dari perjalanan menembus lereng dan punggung sebelah barat Gunung Semeru menuju ke timur Gunung Semeru pada Minggu, 28 Desember 2014, jam 6 pagi selama 24 jam. Sebagai persiapan fisik dan mental untuk mendaftarKompasiana blogtrip menuju Yogyakarta!

* Terimakasih kepada petani dan pengrajin gula merah dan keluarga yang ada di Pasirian, Senduro, Tirtoyudho, Ampel Gadhing, dan Tirtomerto. Selamat Natal kepada kalian semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun