Setiap kali kita makan, tentu tak pernah lepas dari nasi, sekalipun sudah banyak sumber bahan makanan pokok yang banyak mengandung karbohidrat. Namun, sepertinya belum terasa makan jika belum makan nasi. Tentunya hal ini tidak berlaku bagi sebagian orang yang karena alasan tertentu tidak boleh makan nasi.
Marilah kita melihat, betapa beratnya para petani yang harus mengolah sepetak sawah untuk menghasilkan padi demi memenuhi kebutuhan beras yang kelak menjadi nasi yang kita santap setiap hari.
Sepetak sawah yang baru selesai panen. Dibiarkan selama satu minggu atau sepuluh hari agar tanah kembali mendapat oksigen.
Selama dibiarkan biasanya tumbuh tanaman perdu yang dapat dijadikan sayur, seperti genjer.
Lalu sebagian tanah diolah dan dijadikan penyemaian bibit. Bibit ditutup dengan jerami agar tidak hanyut atau dimakan burung.
Sambil menunggu hasil semaian, lahan diolah dengan cara dicangkul atau dibajak dan dihaluskann dengan cara digaru.
[caption id="attachment_345199" align="aligncenter" width="400" caption="Garu disandurkan setelah dipakai"]
[caption id="attachment_345200" align="aligncenter" width="400" caption="Sawah setelah digaru atau dihaluskan"]
Langkah selanjutnya, bibit dicabut lalu ditanam di sawah yang telah siap tanam.
Selama penanaman dan pertumbuhan sawah harus selalu diairi melalui saluran irigasi tradisional atau modern.
Pada usia 6 minggu tanaman padi mulai tumbuh subur jika selalu dirawat dan dipupuk dengan baik.
Pada usia 8 minggu,padi mulai berbunga.
Menginjak usia 10 minggu padi mulai menunduk menunjukkan hasilnya.
Usia 12 minggu padi sudah menguning dan siap dipanen dengan cari disabit atau dipotong dengan ani-ani.
Setelah dipotong, batang padi dikumpulkan untuk dirontokkan dengan cara memukul-mukulkan( Jawa: geblog ) di sebongkah batu atau alat yang terbuat dari kayu. Penggeblogan di batu sekarang jarang digunakan lagi karena menyebabkan padi menjadi pecah atau rusak sebelum diolah. Ada juga petani yang merontokkan dengan cara dipukul-pukul dengan sebatang kayu. Biasanya ini dilakukan oleh petani wanita atau yang sudah berkurang tenaganya.
Selamat menikmati nasi, hasil kerja keras para petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H