Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebutir Nasi Sejuta Keringat

7 Januari 2015   12:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:39 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali kita makan, tentu tak pernah lepas dari nasi, sekalipun sudah banyak sumber bahan makanan pokok yang banyak mengandung karbohidrat. Namun, sepertinya belum terasa makan jika belum makan nasi. Tentunya hal ini tidak berlaku bagi sebagian orang yang karena alasan tertentu tidak boleh makan nasi.

Marilah kita melihat, betapa beratnya para petani yang harus mengolah sepetak sawah untuk menghasilkan padi demi memenuhi kebutuhan beras yang kelak menjadi nasi yang kita santap setiap hari.

Sepetak sawah yang baru selesai panen. Dibiarkan selama satu minggu atau sepuluh hari agar tanah kembali mendapat oksigen.

1420583766498875043
1420583766498875043

Selama dibiarkan biasanya tumbuh tanaman perdu yang dapat dijadikan sayur, seperti genjer.

14205838561586267740
14205838561586267740

Lalu sebagian tanah diolah dan dijadikan penyemaian bibit. Bibit ditutup dengan jerami agar tidak hanyut atau dimakan burung.

14205838861079278152
14205838861079278152

14205841521426384547
14205841521426384547

14205841811982163393
14205841811982163393

Sambil menunggu hasil semaian, lahan diolah dengan cara dicangkul atau dibajak dan dihaluskann dengan cara digaru.

1420583929470787461
1420583929470787461

14205839651373497552
14205839651373497552

14205840152049943294
14205840152049943294

[caption id="attachment_345199" align="aligncenter" width="400" caption="Garu disandurkan setelah dipakai"]

14205840491476994518
14205840491476994518
[/caption]

[caption id="attachment_345200" align="aligncenter" width="400" caption="Sawah setelah digaru atau dihaluskan"]

14205840961851293086
14205840961851293086
[/caption]

Langkah selanjutnya, bibit dicabut lalu ditanam di sawah yang telah siap tanam.

14205842231890234472
14205842231890234472

1420584255462095318
1420584255462095318

14205843621994192192
14205843621994192192

Selama penanaman dan pertumbuhan sawah harus selalu diairi melalui saluran irigasi tradisional atau modern.

1420584294927456425
1420584294927456425

14205843281999633980
14205843281999633980

Pada usia 6 minggu tanaman padi mulai tumbuh subur jika selalu dirawat dan dipupuk dengan baik.

1420584406236457669
1420584406236457669

Pada usia 8 minggu,padi mulai berbunga.

14205844601335927075
14205844601335927075

14205844962030498127
14205844962030498127

Menginjak usia 10 minggu padi mulai menunduk menunjukkan hasilnya.

14205845562044767963
14205845562044767963

1420584606293709068
1420584606293709068

Usia 12 minggu padi sudah menguning dan siap dipanen dengan cari disabit atau dipotong dengan ani-ani.

14205846451664303191
14205846451664303191

14205846981299604843
14205846981299604843

Setelah dipotong, batang padi dikumpulkan untuk dirontokkan dengan cara memukul-mukulkan( Jawa: geblog ) di sebongkah batu atau alat yang terbuat dari kayu. Penggeblogan di batu sekarang jarang digunakan lagi karena menyebabkan padi menjadi pecah atau rusak sebelum diolah. Ada juga petani yang merontokkan dengan cara dipukul-pukul dengan sebatang kayu. Biasanya ini dilakukan oleh petani wanita atau yang sudah berkurang tenaganya.

14205847371968081289
14205847371968081289

14205847701587302916
14205847701587302916

Selamat menikmati nasi, hasil kerja keras para petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun