Seperti halnya di sekolah, di perusahaan juga ada rapor untuk para karyawan. Rapor tersebut berupa Performance Review atau Ulasan Kinerja. Layaknya rapor sekolah, Performance Reviewdibuat atasan perusahaan kepada karyawan sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas kinerja mereka.
Perusahaan perlu melakukan performance review secara rutin agar mampu meningkatkan kualitas performa karyawan. Â Performance review sendiri tidak akan lepas dari performance rating scale. Sederhananya, performance rating scale adalah suatu parameter yang digunakan untuk mengukur performa karyawan.
Di dalam sebuah Performance review yang baik, harus memasukkan aspek kompetensi apa yang dibutuhkan seorang karyawan. Aspek kompetensi ini disesuaikan dengan jabatan karyawan yang bersangkutan. Ini artinya, antar karyawan akan mendapat format Performance review yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, seorang kepala divisi memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan komunikasi, kepemimpinan, inisiatif, penyelesaian masalah, dan pengelolaan rencana. Berbeda lagi dengan staf divisi, aspek kepemimpinan dan pengelolaan rencana bisa dihapuskan dalam Performance review-nya.
Komponen kompetensi ini selanjutnya diberikan skala penilaian, misalkan dari skala 1 sangat baik dan untuk buruk skalanya 5 untuk sangat baik. Dalam periode tertentu, pimpinan perusahaan harus bisa melakukan review dengan memberikan penilaian akan komponen yang sudah disusun, Skala ini biasanya digunakan karena memberikan penilaian kuantitatif, dan membantu membedakan antar karyawan. Terlepas dari jumlah poin pada rating scale, setiap level harus didefinisikan dengan jelas.
Tidak heran jika di balik manfaatnya, proses ini juga berpotensi menimbulkan dampak negatif. Sebuah survei yang disusun oleh Adobemenunjukkan bahwa 58% karyawan di Amerika menganggap penilaian kinerja sebagai kegiatan yang memicu stres dan menurunkan semangat, sementara 52% merasa tidak nyaman ketika performa mereka dibanding-bandingkan dengan rekan kerjanya. 59% lainnya mengungkapkan bahwa penilaian kinerja sama sekali tidak mempengaruhi kinerja bekerja.
Apalagi saat ini pandemi COVID-19 yang belum juga reda di beberapa negara membuat banyak perusahaan menyusun berbagai strategi untuk tetap bertahan dan menjalankan operasional seperti biasa. Namun begitu, perusahaan harus tetap memperhatikan kondisi dan keamanan karyawan. Â Sebagai langkah preventif agar karyawan tidak terinfeksi COVID-19, perusahaan menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home. Sayangnya tidak selalu pemberlakuan work from home berjalan lancar. HRD pun harus tetap memantau dan menilai kinerja karyawan walau berjauhan dengan rutin melalui remote performance review.Â
Bahkan juga kekuatiran mereka tidak mampu menyelesaikan problem yang harus dihadapi dalam pekerjaan yang diberikan. Ketakutan ini sangat wajar, karena akan menjadi ancaman bagi kelanjutan sebagai karyawan, baik karena produktifitasnya rendah, tetapi juga karena situasi sangat sulit.Â
Oleh karena itu, perlu adanya sistem performance review yang mendukung kinerja dalam melakukan proses penilaian kinerja karyawan.
Kesimpulan Penilaian kinerja kegiatan untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya. Penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi karyawan. Menilai perilaku ini sulit karena tidak ada standar fisiknya, sedangkan untuk penilaian hasil kerja relatif lebih mudah karena ada standar fisik yang dapat dipakai sebagai tolak ukurnya, Standar itulah yang merupakan tolak ukur seseorang melakukan pekerjaannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H