Mohon tunggu...
Arelyta Mareti
Arelyta Mareti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Arelyta Mareti

Arelyta Mareti 22 Maret 2001

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Why Penilaian Kinerja Jarang Meningkatkan Proses Kinerja Karyawan

13 Juni 2021   11:13 Diperbarui: 13 Juni 2021   11:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya Performance appraisal atau penilaian kinerja ialah kegiatan menilai dan mengevaluasi pencapaian, kemampuan, dan melihat pertumbuhan dari karyawan. Kegiatan yang satu ini sangat perlu dilakukan oleh setiap perusahaan agar bisa mengevaluasi kinerja dan meningkatkan produktivitas dari karyawan, Oleh karena performance appraisal cenderung menjadi dihindari oleh karyawan bagi perusahaan atau organisasi untuk menentukan langkah dan strategi lebih lanjut bagi pengembangan si karyawan demi kemajuan perusahaan. 

Penilaian kinerja seharusnya dilakukan secara konsisten agar perusahaan bisa mengetahui seperti apa perkembangan kinerja setiap karyawannya. Jika hal ini tidak dilakukan, maka bisa menyebabkan turunnya produktivitas karyawan yang tentu saja bisa merugikan perusahaan,apalagi kalau hasil penilaian tidak sesuai harapannya. Pun akan sangat mengganggu kalau itu mempengaruhi semua peluang yang tersedia bagi masa depan karir si pegawai. 

Proses penilaian kinerja memiliki beberapa proses yang harus dilakukan. Memang seharusnya kegiatan yang satu ini dilakukan secara terus-menerus agar bisa mengetahui tingkat produktivitas dari karyawan. 

Berikut ini proses dalam penilaian kinerja. 

  • Analisis pekerjaan
  • Sistem penilaian kinerja
  • Standar kinerja

Why proses penilaian evaluasi Jarang meningkatkan kinerja

Proses ritual penilaian kinerja, seolah-olah menjadi persyaratan bagi organisasim dalam menilai karyawan. Minimal biasanya setahun sekali dilakukan. Sayangnya proses tersebut selain sering mengalami kegagalan dalam proses evaluasi.

Tony Schwartz, CEO dari Energy Project dan penulis Be Excellent at Anything, menyebutkan bahwa memang ada masalah dalam pemberian penilaian evaluasi kinerja, terutama jika sang penilai tidak paham. Ketika seseorang memberikan frase " Apakah anda tidak berkeberatan jika saya berikan feedback?", maka sebenarnya yang terjadi adalah "Apakah anda tidak keberatan jika saya berikan input negative?", Ada masalah terkait dengan feedback atau kritik negatif. kritik negatif menantang pengertian orang tentang nilai-nilai kesantunan. Kritik juga menyiratkan adanya penghakiman atau judgement, dimana orang cenderung tidak suka untuk dihakimi.

Nah menerapakan penilaian kinerja mau tidak mau harus melibatkan dua pihak, baik manajer dan si karyawan yang dinilai. Merekalah yang harus diyakinkan pentingnya review kinerja itu dengan sistem yang dipilih diterapkan.  Untuk itu, perlu  mengembangkan pendekatan baru mungkin menanyakan si manajer dan karyawan, Karena performance review itu akan menyentuh seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh semua orang dalam perusahaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun