Mohon tunggu...
Djacka Artub
Djacka Artub Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tidak ada suatu kebetulan dalam hidup,, semua sudah di atur oleh Tuhan.. Namun kita tidak harus hanya berdiam diri berpangku tangan.. Segala sesuatu memerlukan proses dan perjuangan..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerimis di senja petang

19 November 2014   04:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cermin; Gerimis di senja petang

Oleh; Andika Sharma

******************-***

Hujan di siang tadi masih menyisakan gerimis hingga senja menjelang petang.. Di antara bulir² gerimis senja, seorang pria tua bertelanjang dada, dengan kedua tangannya melipat bersedekap. Ia tak menghiraukan hembusan angin dan rintik gerimis menerpa tubuh kurusnya. Di bawah kolong jembatan layang, ia bersandar pada dinding jembatan dengan tatapan menerawang jauh pada puncak menara hotel berbintang.

"Makan dulu pak... Ini masih ada sedikit makanan untuk kita makan malam ini.." Dari arah belakang, seorang wanita paruh baya menepuk pundak lelaki itu, kemudian ia bersandar pada tubuh kurus suaminya, dan tatapan mata wanita itu tertuju pada puing² bangunan rumah petak 

yang sudah rata dengan tanah.

Yaa... Pagi tadi, bangunan rumah mereka terkena gusuran. Tak ada lagi yang bisa di perbuat mereka, kecuali hanya pasrah atas ketentuan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun