Kejadian ini percis satu hari sebelum lebaran hari sabtu kemarin.
sms aku : dimana lokasinya
sms riki (087840678777) : kta di batam agan luar via tikijne. Batam center jl. bunga raya no 2. kta didaerah batu ampar agan.
aku : nama kamu siapa
riki : riki harto
aku : lho bukan adi? di website namanya adi
riki : saya supervisor. boss adi lagi ke singapur
Itulah awal aku melakukan tawar menawar untuk membeli barang elektronik via online, http://www.warnawarnicell.blogspot.com dengan “kontak person”Riki Harto (nama sebenarnya)
aku :OK. 2 unit harga 3.5 juta dp 500 ribu. Free ongkos kirim.
riki : agan kalau mau sms nama dan alamat lengkap thax. Senin paling lambat sore jam 3 barang nyampe bogor.
aku : berapa no rekening?
riki :BNI 0221.999.113 atas nama Riki Harto
riki : gimana agan. serius gak?
aku : serius. Kirim no pengiriman barang, aku cek di website. Kalo ok baru aku transfer dp.
riki : agan kirim dananya dulu baru kta pecking thax. Paling 15 menit.
aku : ya kalo dah ada nomer resi pengiriman aku transfer. Jangan kuatir puasa bro.
riki : maaf agan kalo belum di kasih dp kta nggak bisa agan....sama2 lagi puasa juga agan
Lalu aku transferlah uang 500 rb ke rekening itu.
Lima belas menit tlah berlalu, 20 menit dah terlewati, namun sms yang aku tunggu belum muncul-muncul juga malah muncul sms lain.
riki : maaf agan tadi ada info dari bos katanya pengambilan 2 unit harus bayar 50% jadi maaf agan salah info nih. Jadi bagaimana ini agan saya jadinya nggak enak nih.
Sms riki ini terus berulang beruntun dengan kata-kata yang berbeda.
Sejak sms itu langsung aku menelpon dia dan meminta uang dp ditransfer balik. Dia masih merayu lagi, yaitu menawarkan ke aku untuk beli 1 unit saja tapi dengan harga full, Aku tidak mau, aku tetap meminta dp di transfer balik. Lalu dia menjawab,”ok pak tolong nomer rekeningnya”.
Timbul prasangka baikku lagi. Segera aku kirim nomer rekening. Lalu dia bilang setengah jam lagi uang akan ditransfer. Aku tunggu setengah jam, satu jam belum muncul juga. Kemudian kuterima sms “maaf agan tadi lagi buka puasa...sabar ya”. Itulah sms dia terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H