Arjuno's First Date

Sudah beberapa hari Arjuno galau. Sebabnya sepele sih, dia ingin menonton bioskop ramai-ramai beserta teman-temannya. Dia sudah lama menggadang-gadang menonton "Ironman 3" dan "Cinta Brontosaurus". Tapi dia juga ingin menyaksikan konser gitar akustik yang waktunya hampir bersamaan dengan jadwal nobar itu. Sebenarnya bukan masalah jadwal yang bentrok, tapi karena aku menyuruh dia memilih. Mau nonton dua film berurutan (istilah dia sih, "nonton maraton"), atau menonton konser. Arjuno langsung galau. Berhari-hari dia tidak bisa memutuskan, ingin yang mana. Ketika akhirnya memilih nonton bioskop, tampak Arjuno hanya setengah hati. Kemarin sore, sepulang les gitar, baru ketahuan kenapa Arjuno segalau itu. Tadinya aku hanya ingin menanyakan akun twitter mesra Arjuno dengan seorang perempuan yang dipanggilnya "my lady". "Kamu lagi dekat sama siapa sih, Mas?" "Ya ada sih, Ma.." "Besok (hari ini) dia ikut nonton, ndak?" Arjuno diam. Lalu mengangguk. "Tapi ndak nonton berdua kok Ma, rame-rame." "Oooo... Anak mana?" Ternyata anak SMAN di daerah Tugu, salah satu sekolah ngetop di Malang. Benar-benar khas Arjuno. Ketika SMP, Arjuno pernah dekat (istilahnya TTM-an) dengan anak SMAN itu. Tapi bukan cewek yang akan diajaknya nonton kali ini. "Kenalnya di mana?" "Waktu Lomba Debat Bahasa Inggris MGMP." Berarti mereka baru kenal sekitar dua minggu. Dan ini pertama kali mereka keluar berdua. Di rumah, Arjuno menunjukkan profil gadisnya di Facebook. Perempuan muda manis berambut lewat sepundak, kacamata berbingkai tebal, dan senyum yang dihiasi behel. Aku jadi memahami sindiran teman-teman. "Arjuno pacarnya siapa, Mbak?" "Waduh, udah jadi joko (jejaka), rek!" "Habis gini mantu dong yaaaa..." Walaupun tentunya aku tidak berharap punya menantu dalam waktu dekat (na'udzubillah min dzalik, amit-amit jabang bayi, knock on wood), aku masih terkaget-kaget bila tersadarkan (lagi) bahwa Arjuno, my beloved baby, sudah beranjak dewasa tanpa terasa. This is Arjuno's first date, dan rupanya aku sudah harus membiasakan diri dengan kehadiran perempuan lain dalam kehidupan putraku itu. Semalam, dia lebih pendiam dari biasanya. "Tegang ya?" tanyaku. "Sedikit," jawabnya. Pagi ini, penasaran juga aku menunggu Arjuno memilih pakaian untuk acara nonton bioskopnya ini. Apakah kaos oblong warna hitam kesayangannya itu? Atau sweater coklat yang membuatnya tampil bak penyanyi Korea? Ah, asal tidak pakai celana pendek belel itu sajalah.. [caption id="attachment_260047" align="aligncenter" width="300" caption="arjuno siap berangkat (dok.pribadi)"][/caption] Menjelang berangkat, Arjuno bertanya, "Mama ndak perlu belanja ato apa, gitu?" Bioskop yang hendak dituju anakku memang berada di sebuah Mall tempatku biasa belanja bulanan. "Iya, tapi nanti aja, sore-sorean." "Nggak sekalian belanja aja, Ma?" Aku tatap wajahnya. Matanya memandangku penuh perhatian. I'll be okay, Mama ndak apa-apa kok, Nak. "Ndak, kamu nonton sajalah." I will be okay. Suatu ketika kelak, Arjuno akan menemukan perempuan yang akan berbagi hidupnya dengan hidup putraku itu. Seseorang yang tidak mengerutkan kening, tak peduli seaneh apapun gaya Arjuno berpakaian. Seseorang yang tetap tertawa, tak peduli segaring apapun candaan Arjuno. Seseorang yang tahu kapan harus diam, ketika Arjuno butuh mendengarkan hati nuraninya sendiri. Seseorang yang membuat Arjuno merasa nyaman ketika bersamanya. Seseorang yang berani mengingatkan, ketika Arjuno melanggar aturan agama. Seseorang yang cukup tangguh untuk tetap bersama Arjuno ketika orang lain meninggalkannya. Seseorang yang bukan hanya kekasih, melainkan juga sahabatnya. Arjuno beranjak dewasa. Begitu juga mamanya.