Catatan: peristiwa dalam tulisan ini ditemui sendiri oleh Penulis. Kemiripan dengan peristiwa sejenis bukan merupakan kesengajaaan.
Film "Runaway Bride" adalah salah satu film yang aku suka. Sering aku bayangkan, apa rasanya jadi Julia Roberts yang meninggalkan pengantin-pengantin prianya di altar... hehehehe... But seriously, please don't try this at home...
Kisah sejenis juga pernah aku temui. Kondangan yang batal karena salah satu pengantin mendadak tidak muncul. Pengantin pria maupun pengantin wanita ternyata sama "berbahaya"-nya.
Kasus menghilangnya pengantin wanita dialami anak kenalan Mama. Undangan yang sudah disebar mendadak dibatalkan pada hari H. Usut punya usut, ternyata (calon) pengantin wanita minggat.
Tidak ada yang menyangka akan seperti ini ending-nya. Sepasang kekasih ini sudah pacaran lama, sudah pula direstui orang tua, sehingga menikah memang hanya menunggu waktu. Eh, beberapa bulan menjelang menikah, si Wanita berlibur ke Bali, dan di sana dia bertemu orang lain. Entah bagaimana ceritanya, si Wanita ini kok jatuh-bangun, head over heels, jatuh cinta pada si orang baru ini.
Si Pria sebetulnya sudah tahu. Mati-matian sudah dia berusaha agar si Wanita kembali padanya. Karena itu dia lega ketika si Wanita tetap berniat melanjutkan rencana pernikahan. Makanya, acara disusun, undangan disebar, pernikahan sudah di depan mata.
Tiga hari menjelang acara, si Wanita kabur. Awalnya tidak ada yang sadar karena pamitnya hanya ke rumah teman. Ditunggu-tunggu ternyata tetap tidak muncul hingga hari H. Alhasil, para tamu dihubungi via telepon, mengabarkan bahwa acara batal. Tamu yang sudah terlanjur datang (biasanya kerabat yang ingin mengikuti prosesi acara dari awal sampai akhir) jadi salah tingkah. Mau tetap menunggu, (calon) pengantinnya minggat. Mau meninggalkan tempat, kasihan pada keluarga pengantin.
Kasus menghilangnya pengantin pria dialami kenalanku.
Mereka juga sudah lama berpacaran. Karena ayah si Wanita cukup berada, beliau membiayai sekolah si Pria hingga jenjang Pascasarjana. Berapa saja uang yang diminta si Pria, beliau selalu penuhi. Buat apa hitung-hitungan dengan calon mantu? Begitu pikir beliau.
Pokoknya di mata ayah si Wanita, si Pria ini tidak ada cacatnya. Baik luar dalam. Wajahnya ganteng, ganteng pula hatinya.
Makanya keluarga si Wanita shocked berat ketika si Pria minggat setelah undangan telanjur disebar. Malu luar biasa karena mereka termasuk keluarga yang terpandang. Ketika hendak dikonfrontasi, keluarga si Pria tidak bisa dilacak jejaknya. "Kebetulan" sekali, keluarga si Pria memang tinggal di pulau lain.