Mohon tunggu...
Ardy Mahdi Nugroho
Ardy Mahdi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada | Social Media Manager Sobat Kenyal | Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM yang terus menulis dan bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Mutasi, Perlukah Kita Khawatir (Lagi)?

4 Januari 2021   20:50 Diperbarui: 4 Januari 2021   23:07 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Malgorzata Tomczak dari Pixabay

Rasanya membahas pandemi ini tidak akan ada habis-habisnya. Setiap hari kita pasti disuguhkan dengan berita kenaikan kasus Covid-19 yang “katanya” semakin mengkhawatirkan, tenaga kesehatan yang “katanya” semakin kewalahan, dan yang masih hangat belakangan ini, “katanya” ada virus mutasi dari Britania Raya. Lho kok “katanya” terus?

Lha kan yang pertama bilang bukan saya hehehe. Daripada nanti saya dikira penyebar berita bohong lebih baik saya mengkambinghitamkan si “Nya”. Meskipun “katanya” semakin mengkhawatirkan, sikap dan perilaku yang ditunjukkan masyarakat Indonesia justru berkorelasi negatif dengan pernyataan ini.

Masyarakat sudah semakin “terbiasa” dengan keadaan pandemi. Saking terbiasanya, kita sudah kembali menjalankan aktivitas seperti biasanya, liburan seperti biasanya, bekerja seperti biasanya, dan kegiatan lainnya yang juga dilakukan seperti biasanya. Lho “biasanya” bagaimana? Ya biasanya sebelum ada pandemi.

Tapi bedanya kali ini dengan embel-embel protokol kesehatan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Oh ya ngomong-ngomong tentang menjaga jarak, virus mutasi ini sudah dilaporkan di 3 negara Asia Tenggara yang letaknya sangat dekat dengan Indonesia yakni Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Pastinya karena dekat, potensi Indonesia tertular juga tinggi kan?

Meskipun “katanya” semakin mengkhawatirkan, sikap dan perilaku yang ditunjukkan masyarakat Indonesia justru berkorelasi negatif dengan pernyataan ini.

Yang jadi pertanyaan seperti judul artikel ini, perlukah kita khawatir (lagi)? Jawaban singkatnya jelas ya. Varian baru ini oleh para ahli disebut-sebut jauh lebih menular ketimbang varian pendahulunya.

Semakin menular berarti semakin besar potensi kita untuk terinfeksi varian ini. Jadi sudah seharusnya kita khawatir, kan? Jawaban panjangnya, belum tentu.

Khawatir dan waspada adalah 2 hal yang berbeda. Pada umumnya seseorang akan lebih waspada ketika ia khawatir akan sesuatu. Tetapi ada beberapa kasus dimana kekhawatiran terkadang tidak membuat seseorang semakin waspada. Dan berikut adalah jawaban panjangnya.

Khawatir dan waspada adalah 2 hal yang berbeda.

Sedari awal pandemi ini muncul di Indonesia pada Maret 2020, masyarakat begitu khawatir dan waspada sampai-sampai masker, face shield, hand sanitizer, dan APD di pasaran ludes terjual. Kalaupun masih ada, harganya meroket ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ingatan ini seharusnya masih terekam jelas di kepala kita. Di sini, khawatir dan waspada masih berkorelasi positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun