Mohon tunggu...
Ardy Mahdi Nugroho
Ardy Mahdi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada | Social Media Manager Sobat Kenyal | Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM yang terus menulis dan bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hanya "Mimpi" Belaka

21 Agustus 2020   22:11 Diperbarui: 21 Agustus 2020   22:15 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup memang kejam.

Satu kalimat di atas mungkin sudah cukup untuk menjelaskan semua yang terjadi pada tiap manusia yang menapak di bumi ini, atau yang pernah menapak, karena semenjak 2 November 2000, tidak semua manusia di bumi tinggal bersama lagi di bumi mengingat kru Stasiun Luar Angkasa Internasional pertama kali mulai tinggal di sana silih berganti. Ya, hidup memang kejam apalagi ketika membahas hal-hal yang belum pernah terwujud, seperti mimpi.

Ketika kita mengutarakan mimpi yang ingin kita wujudkan, semua orang mencemooh. Mengatakan “positive thinking sekali ya”. Mencibiri mimpi-mimpi kita. Menganggap semua hal itu hanyalah bualan saja, hal yang mustahil dicapai. Hanyalah “mimpi” belaka.

Mereka yang mencemooh mungkin belum pernah tahu, mereka yang mencibir pun mungkin tidak akan pernah paham. Bahwa semua hal mustahil selalu bermula pada titik yang sama, mimpi.

Martin Luther King, Jr. pernah bermimpi untuk menyamakan hak antara orang-orang kulit gelap dengan orang-orang kulit putih, suatu mimpi yang mustahil di masanya. Aroma perbudakan dan diskriminasi masih terasa di negeri Paman Sam bahkan setelah 100 tahun lebih perjuangan Abraham Lincoln melawan perbudakan. Tetapi waktu yang membuktikan, Ia tidak menyerah pada mimpinya. kini orang-orang berkulit gelap dapat memilih presiden sesuai keinginannya sendiri, sama dengan orang kulit putih.

John Fitzgerald Kennedy memimpikan mengirim manusia ke bulan pada tahun 1961. Para audiens ramai, bukan karena mereka bersorak gembira, melainkan karena mereka tertawa mendengar mimpi yang mustahil itu. Tapi mimpi Kennedy tidak gentar, dengan berbagai program luar angkasa dan riset yang memadai, akhirnya pada tahun 1969, enam tahun setelah Kennedy wafat, Apollo 11 berhasil mendarat di bulan, menjadikannya misi pertama manusia yang berhasil mendarat sebuah di bulan.

Bill Gates dulu pernah bermimpi setiap rumah di dunia ini bisa memiliki Personal Computer (PC). Tidak ada yang mau percaya begitu saja, apalagi di masa itu harga komputer masih sangat mahal dan komputer zaman dahulu sangatlah besar dan cepat sekali overheat. Ia tidak menyerah begitu saja karena orang lain yang pesimis pada mimpinya. Gates lakukan riset, pengembangan, dan akhirnya kini di tahun 2020 hampir semua rumah memiliki Personal Computer sendiri.

Ya, itu semua berawal dari mimpi. Hanyalah ‘mimpi” belaka. Sebuah mimpi yang luar biasa. Mimpi yang mengubah dunia. Dan mereka yang mencibir, mereka yang pesimis, mereka yang mencemooh, mereka yang berkata “positive thinking sekali’, tidak akan pernah paham, bahwa semuanya “hanyalah” berawal dari sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang “mustahil” semata-mata untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

“Bermimpilah setinggi langit. Jika kamu jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang-bintang” ~Soekarno

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun