Mohon tunggu...
Ardy Kalimantan
Ardy Kalimantan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka musik islami dan alatnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zakat, Infaq dan Sedekah sebagai Psikoterapi Islam untuk Mengikis Sifat Kikir

9 Januari 2024   04:54 Diperbarui: 9 Januari 2024   05:12 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zakat dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah.

Zakat sebagaimana arti bahasa dari kata zakat mengandung arti suci dan tumbuh, yakni orang yang patuh membayar zakat, hatinya dididik menjadi suci, yakni hatinya sedikit-sedikit dilatih untuk tidak terbelenggu oleh harta, karena memberi kepada orang lain merupakan latihan jiwa membuang sifat tamak, menanamkan kesadaran bahwa di dalam harta miliknya ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Hartapun menjadi suci karena terbebas dari apa yang bukan miliknya.

Ajaran Islam memberi peringatan dan ancaman yang keras terhadap orang yang enggan mengeluarkan zakat. Kewajiban menunaikan zakat demikian tegas dan mutlak, oleh karena itu di dalamnya terkandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahik, serta harta yang dikeluarkan zakatnya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.

Zakat dipusatkan pada membayar, bukan pada menerima, oleh karena itu zakat lebih merupakan shock terapi bagi pemilik harta agar tidak serakah memonopoli kekayaan. Zakat tidak relefan dengan pengentasan kemiskinan karena jumlahnya yang sangat sedikit.

Oleh karena itu sebagaimana disamping shalat wajib juga dianjurkan shalat sunnah yang bemacam-macam dan jauh lebih banyak dibanding shalat wajib, maka di samping kewajiban berzakat, pemilik harta dianjurkan untuk memberi shadaqah dan infaq.

Adapun hikmah zakat jika dilihat dari situasi, kondisi serta waktu pelaksanaannya yakni pada bulan Sya'ban adalah, untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dari perkataan dan perbuatan keji, dan di samping itu zakat juga berfungsi untuk mensejahterakan orang-orang
miskin.

Dengan zakat, infaq maupun sadhaqah, diharapkan mampu mengikis sifat-sifat kikir dan serakah, dengan demikian hati dan jiwa orang-orang mukmin dapat tersucikan dan terangkat derajatnya, sehingga layak untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Adapun infaq adalah, pemberian yang ditentukan jumlahnya untuk kepentingan tertentu, misalnya infaq untuk membangun jalan, membangun sekolah, membangun masjid dan sebagainya. Memang zakat, infaq, dan shadaqah bisa ditata menjadi potensi ekonomi masyarakat, akan tetapi secara psikologis, zakat, infaq, dan shadaqah lebih tertuju pada penjalinan hubungan antar manusia dan pembinaan masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu dalam agama ditetapkan tiga prioritas penerima zakat, infaq dan shadaqah, yaitu orang miskin, tetangga dekat dan kerabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun