Mohon tunggu...
Ardy Kalimantan
Ardy Kalimantan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka musik islami dan alatnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Eko-Sufisme Pangersa Abah Anom melalui Pelestarian Lingkungan

5 Januari 2024   19:08 Diperbarui: 5 Januari 2024   19:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain berkontribusi pada peran sosial dan politik, Pangersa Abah Anom juga dikenal sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kecintaan Pangersa Abah Anom terhadap lingkungan sekitarnya dibuktikan dengan nyata melalui kegiatan penghijauan di hulu Sungai Citanduy untuk mencegah erosi, disamping itu pula Pangersa Abah Anom membangun bendungan yang diberi nama Nur Muhammad atau Dam Nur Muhammad pada tahun 1960 yang dapat mengairi area persawahan seluas 100 hektar. Di area bendungan beliau juga membuat kincir air untuk pembakit tenaga listrik guna penerangan kawasan pesantren dan jalan-jalan di sekitarnya. Di tahun 1960 tersebut, situasi di Jawa Barat terutama disekitar Tasikmalaya dan sekitarnya terjadi konflik antara pemerintah dan masyarakat khususnya Jawa Barat dengan pasukan pemberontak DI/TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Dimasa itu Pangersa Abah Anom dan ikhwan Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah aktif dalam perjuangan membela pemerintahan yang sah. 

Selain itu, Pangersa Abah Anom mengajak para ikhwan dan masyarakat bersama-sama untuk menanam bambu, pohon-pohon keras dan pohon cengkeh disekitar Suryalaya yang berfungsi sebagai resapan air hujan. Atas jasanya pula pada tanggal 5 juni 1980, Pangersa Abah Anom menerima penghargaan Kalpataru oleh Presiden Soeharto kemudia pada tahun 1990 pohon -pohon cengkeh tersebut diganti dengan pohon jati sekitar 2000 pohon jati dan terawat hingga saat ini. 

Kegiatan penghijauan ini merupakan implementasi daripada prinsip hidup ingin menebarkan kemaslahatan disetiap penjuru. Sehingga nilai-nilai spiritual yang luhur menjelma menjadi ibadah sosial dan lingkungan secara nyata. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun