Siapapun pernah melihat di beberapa Grup WhatsApp, penuh hoaks dan berisi teks-teks panjang bermuatan informasi politik, agama, kesehatan, dsb dan pastinya ada label "diteruskan" berkali-kali. Pernah kan?
Isinya pun seringkali jauh dari kenyataan, banyak asumsi dan penilaian yang berlebihan. Saya sendiri tidak tahu pesan itu asalnya dari mana.
Tapi terkadang kalau kita "mau" mencari tahu, teks-teks tersebut ternyata sudah lama, namun di "copas" kembali dan di forward ke grup-grup media sosial ataupun messenger.
Saya pun merenung, apakah penulis Hoaks di Internet sama seperti pelaku pesan berantai kunci jawaban ujian nasional ya? Mungkin iya mungkin tidak atau mungkin hanya mungkin. *apasih~
Tapi kira-kira motif mereka apa ya (kita asumsikan penulis Hoaks ini memang banyak ya), ngapain sih waktu dan tenaga mereka gunakan untuk menulis Hoaks? Yuk mari mengandai!
1. Ya, Biar semuanya Tahu
Ya biar semuanya tahu! Kasihan kalau nggak tahu nanti bagaimana masa depan masyarakat Indonesia! Semakin terbelakang dalam segala aspek kehidupan. Baik sosio ekonomi, religiusitas, moralitas, Pancasila, kesehatan, lalu lintas, kriminalitas, bencana alam, dan masih banyak lagi topiknya, kayaknya semua topik jurnalistik dibahas sama "mereka" ini. Si paling tahu, PhD ahlinya ahli!
2. Luka Masa Lalu
Karena belum bisa menjadi penulis kreatif zaman now, lebih baik bakat ini digunakan untuk menyebarkan "sisi lain" dari dunia ini. Biar dunia tercerahkan! Kalau luka belum sembuh malah memang begini salah satu gejala kronisnya. Agak-agak scizofrenia
3. Cemas Berlebih karena Kebanyakan Informasi